a.
Tipe Kepemimpinan[1]
Siagian
(2003:27) menyatakan bahwa terdapat lima tipe kepemimpinan yang mempunyai ciri
masing-masing, yaitu:
1.
Tipe Otokratik
Kepemimpinan
otokratik adalah seorang pemimpin yang memiliki ciri-ciri yang pada umumnya
negatif, mempunyai sifat egois yang besar sehingga akan memutarbalikan
kenyataan dan kebenaran sehingga sesuatu yang subyektif akan diinterpretasikan
sebagai kenyataan dan atau sebaliknya. Tipe kepemimpinan ini segalanya akan
diputuskan sendiri, serta punnya anggapan bahwa bawahanya tidak mampu
memutuskan sesuatu.
2.
Tipe Paternalistik
Kepemimpinan
paternalistik adalah seorang pemimpin yang mempunyai ciri menggabungkan antara
ciri negatif dan positif, ciri-cirinya adalah:
a. Bersikap
selalu melindungi
b. Jarang
memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengambil keputusan sendiri.
c. Tidak
memberikan kesempatan kepada bawahan untuk berinisiatif dan mengembangkan
imajinasi dan daya kreativitas mereka sendiri.
d. Sering
menonjolkan sikap paling mengetahui.
e. Melakukan
pengawasan yang ketat.
3.
Tipe Kharismatik
Tipe
kepemimpinan kharismatik memiliki kekuatan energi, daya tarik dan wibawa yang
luar biasauntuk mempengaruhi orang lain, sehingga orang lain itu bersedia untuk
mengikutinya tanpa selalu bisa menjelaskan apa penyebab kesediaan itu. Menurut
Max Webber, pemimpin yang kharismatik biasanya dipandang sebagai orang yang
mempunyai kemampuan atau kualitas supernatural dan mempunyai daya yang
istimewa. Kemampuan ini tidak dimiliki oleh orang biasa karena kemampuan ini
bersumber dari Illahi, dan berdasarkan hal ini seseorang kemudian dianggap
sebagai seorang pemimpin.
Pemimpin
Kharismatik mempunyai banyak cara untuk memperoleh simpati dari karyawannya
yaitu dengan menggunakan pernyataan visi untuk menanamkan tujuan dan sasaran
kepada karyawannya, kemudian mengkomunikasikan ekspektasi kinerja yang tinggi
dan meyakini dengan meningkatkan ras percaya diri bahwa bawahan bisa
mencapainya, kemudian pemimpin memberikan contoh melalui kata-kata dan
tindakan, serta memberikan teladan supaya ditiru para bawahannya.
4.
Tipe Laissez Faire
Kepemimpinan
laissez faire adalah kepemimpinan yang gemar melimpahkan wewenang kepada
bawahanya dan lebih menyenangi situasi bahwa para bawahanlah yang mengambil
keputusan dan keberadaan dalam organisasi lebih bersifat suportif. Pemimpin ini
tidak senang mengambil risiko dan lebih cenderung pada upaya mempertahankan
status quo.
5.
Tipe Demokratik
Kepemimpinan
Demokratik adalah kepemimpinan yang selalu mendelegasikan wewenangnya yang
praktis dan realistik tanpa kehilangan kendali organisasional dan melibatkan
bawahannya secara aktif dalam menentukan nasib sendiri melalui peran sertanya
dalam proses pengambilan keputusan serta memperlakukan bawahan sebagai makhluk
politik, ekonomi, sosial, dan sebagai individu dengan karakteristik dan jati
diri. Pemimpin ini dihormati dan disegani dan bukan ditakutikarena perilakunya
dalam kehidupan organisasional mendorong para bawahannya menumbuhkan dan
mengembangkan daya inovasi dan kreatifitasnya.
Charles dan David disimpulkan bahwa,
ada Lima sifat yang dapat menyebabkan keberhasilan kepemimpinan, yaitu :[2]
-
Intelegensia para pemimpin
pada umumnya relatif harus lebih cerdas dari orang-orang yang dipimpinya.
-
Visioner : Pemimpin harus memiliki kematangag dan keluasan pandangan sosial.
Secara emosional para pemimpin harus mampu melihat suatu masalah secara utuh
dan memiliki control yang baik dalam mengendalikan kondisi yang kritis.
-
Percaya Diri : Pemimpin harus memiliki kepercayaan diri dan keyakinan terhadap diri
sendiri yang didukung oleh kemampuan untuk menganalisis potensi, kekuatan,
kelemahan dan yang dimiliki sehingga dapat memaksimalkan potensi dalam dirinya
dan mengantisipasi kekurangan yang dimiliki
-
Motivasi : Pemimpin memiliki dorongan semangat yang sangat kuat dari dalam
dirinya untuk senantiasa tampil sebagai solusi dari setiap permasalahan yang
ada, dan memiliki konsep problem solving yang jelas terhadap suatu masalah yang
dihadapi.
-
Komunikatif : Pemimpin harus memiliki kemampuan melakukan hubungan dan komunikasi
dengan setiap orang dengan tipe apapun. Hal yang harus difahami bahwa untuk
mencapai suatu tujuan harus didukung oleh orang lain sehingga seorang pemimpin
harus memiliki kemampuan memahami individu yang dipimpinny
[1]
Dwi Wakyu Wijayanti (skripsi). 2012. Pengaruh
kepemimpinan dan motivasi kerja terhadap kinerja karyawan pada PT. Daya
anugerah semesta semarang. Semarang. Jurusan
Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang. Hal:24-25
, hal: 25-28.
[2] http//Tirzarest's .blogspot.com/Teori dan Tipe
Kepemimpinan.Htm. diakses pada 16 april 2016. Pukul 00: 50
wib.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar