Selasa, 17 Mei 2016

PENGAERTIAN PERAN



  1. Peran
Setiap orang pasti akan memiliki peran dalam kehidupan ini, misalnya di lingkungan sekolah, di lingkungan tersebut tentunya akan terdapat peran yang diambil tiap masing-masing individu, seperti peran sebagai kepala sekolah, peran sebagai guru, peran sebagai siswa, dan lain sebagainya. Namun dalam pembahasan ini akan dibatasi pada peranan guru. Sebelum membahas lebih jauh akan lebih baik jika kita mengetahui apa pengetian dari peran itu sendiri.
Menurut Kozier peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang sesuai kedudukannya dalam, suatu system. Peran dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari dalam maupun dari luar dan bersifat stabil. Peran adalah bentuk dari perilaku yang diharapkan dari seesorang pada situasi sosial tertentu.[1]
Sedangkan menurut Bruce J. Cohen, Teori Peran (Role Theory) adalah teori yang merupakan perpaduan berbagai teori, orientasi, maupun disiplin ilmu. Istilah “peran” diambil dari dunia teater. Dalam teater, seseorang aktor harus bermain sebagai seorang tokoh tertentu dan dalam posisinya sebagai tokoh itu ia diharapkan untuk berperilaku secara tertentu. Selain itu, peranan atau role juga memiliki beberapa bagian, yaitu:[2]
-          Peranan nyata (Anacted Role) adalah suatu cara yang betul-betul dijalankan seseorang dalam menjalankan suatu peranan.
-          Peranan yang dianjurkan (Prescribed Role) adalah cara yang diharapkan masyarakat dari kita dalam menjalankan peranan tertentu.
-          Konflik peranan (Role Conflick) adalah suatu kondisi yang dialami seseorang yang menduduki suatu status atau lebih yang menuntut harapan dan tujuan peranan yang saling bertentangan satu sama lain.
-          Kesenjangan Peranan (Role Distance) adalah Pelaksanaan Peranan secara emosional.
-          Kegagalan Peran (Role Failure) adalah kagagalan seseorang dalam menjalankan peranan tertentu.
-          Model peranan (Role Model) adalah seseorang yang tingkah lakunya kita contoh, tiru, diikuti.
-          Rangkaian atau lingkup peranan (Role Set) adalah hubungan seseorang dengan individu lainnya pada saat dia sedang menjalankan perannya.
-          Ketegangan peranan (Role Strain) adalah kondisi yang timbul bila seseorang mengalami kesulitan dalam memenuhi harapan atau tujuan peranan yang dijalankan dikarenakan adanya ketidakserasiaan yang bertentangan satu sama lain.
Peranan yang dimaksud dalam penelitiaan ini adalah prilaku seseorang sesuai dengan status kedudukannya dalam masyarakat. Peranan (role) merupakan aspek dinamis kedudukan (status). Apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajiannya sesuai dengan kedudukannya, dia enjalankan suatu peranan. Pembedaan antara kedudukan dengan peranan adalah untuk kepentingan ilmu pengetahuan. Keduanya tak dapat dpisahkan karena satu tergantung pada yang lain dan sebaliknya.
Tak ada peranan tanpa kedudukan atau kedudukan tanpa peranan. Sebagaimana halnya dengan kedudukan, peranan memiliki dua arti. Setiap orang mempunyai macam-macam peranan yang berasal dari pola-pola pergaulan hidupnya. Hal itu sekaligus berarti bahwa peranan menentukan apa yang diperbuatnya bagi masyarakat serta kesempatan-kesempatan apa yang diberikan oleh masyarakat kepadanya. Pentingnya peranan adalah karena ia mengatur perilaku seseorang. Peranan menyebabkan seseorang pada batas-batas tertentu dapat meramalkan perbuatan-perbuatan orang lain. Orang yang bersangkutan akan dapat menyesuaikan perilaku sendiri dengan perilaku orang-orang sekelompoknya. Hubungan-hubungan social yang ada dalam masyarakat merupakan hubungan antar peranan-peranan individu dalam masyarakat. Peranan diatur oleh norma-norma yang berlaku. Misalnya, norma kesopanan menghendki agar seorang laki-laki ila berjalan bersama seorang wanta, harus di sebelah luar.
Peranan yang melekat pada diri seseorang harus dibedakan dengan posisi dalam pergaulan kemasyarakatan. Posisi seseorang dalam masyarakat (social position) merupakan unsur statis yang menunjukkan tempat individu pada organisasi masyarakat. Peranan lebih banyak menunjuk fungsi, penyesuaian diri dan sebagai proses. Jadi, seseorang menduduki suatu posisi dalam masyarakat serta menjalankan suatu peranan. Peranan mungkin mencakup tiga hal, yaitu:
  1. Peranan meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat. Peranan dalam arti ini merupakan rangkaian peraturan-peraturan yang membimbing seseorang dalam kehidupan kemasyarakatan.
  2. Peranan merupakan suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan oleh individu dalam masyarakat sebagai organisasi.
  3. Peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting bagi struktur sosial masyarakat.[3] 
Perbedaan kedudukan dengan peranan pada masyarakat-masyarakat kecil serta sederhana biasanya bersifat minim, karenan warganya sedikit dan orang-orang yang dianggap tinggi kedudukannya juga tidak banyak macam serta jumlahnya.
Di dalam masyarakat-masyarakat yang sudah kompleks, pembedaan kedudukan dan peranan juga bersifat kompleks karena banyaknya orang dan aneka warnanya ukuran yang dapat diterapkan terhadapnya.[4] Pembahasan perihal aneka macam peranan yang melekat pada indivdu-individu dalam masyarakat penting bagi hal-hal sebaga berikut: [5]
  1. Peranan-peranan tertentu harus dilaksnakan apabila struktur masyarakat hendak dipetahankan kelangsungannya.
  2. Peranan tersebut seyogyanya dilekatkan pada individu yang oleh masyarakat dianggap mampu melaksanakannya. Mereka harus terlebih dahulu berlatih dan mempunyai hasrat untuk melaksanakannya.
  3. Dalam masyarakat kadangkala dijumpai individu-individu yang tak mampu melaksanakan peranannya sebagaimana diharapkan oleh masyarakat karena mungkin pelaksanaannya memerlukan pengorbanan arti kepentingan-kepentingan pribadi yang terlalu banyak.
  4. Apabila semua orang sanggup dan mampu melaksanakan peranannya, belum tentu masyarakat akan dapat memberikan peluang-peluang yang seimbang. Bahkan sering kali terlihat betapa masyarakat terpaksa membatasi peluang-peluang tersebut
Koentjoroningrat mengatakan dalam ilmu antropologi dan ilmu-ilmu sosial peranan adalah “tingkah laku individu yang mementaskan suatu kedudukan tertentu”.[6] Berdasarkan pengertiaan diatas, peranan dapat diartikan sebagai suatu perilaku atau tingkah laku seseorang yang meliputi norma-norma yang diungkapkan dengan posisi dalam masyarakat.


[1] http//Belajar_Menulis/Teori_Peran(Rhole Teori).htm. diakses pada tanggal 30 April 2016,  pukul 10:30 wib.
[2] Bruce J. Cohen, 1992: 25 seperti dikutip oleh http://www.google.co.id/uri?q=http://digilib.unila.ac.id diakses pada tanggal 30 April 2016, pukul 20.23 wib.
[3] Soerjono Soekanto. 2007. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada hal: 212-213.
[4] Dewi Wulansari. 2009. Sosiologi; Konsep dan Teori. Bandung: PT Refika Aditama Hal.21
[5] Soerjono Soekanto. 2007. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada hal : 215-216.
[6] Koentjoroningrat, 1986:35 seperti dikutip oleh http://www.google.co.id/uri?q=http://digilib.unila.ac.id diakses pada tanggal 30 April 2016, pukul 20.23 wib.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar