Rabu, 18 Mei 2016

DEFINISI TENTANG HAKEKAT PERANG.




Secara singkat  dan sederhana Carl Von Clausewitz  memberikan beberapa definisi tentang Hakekat Perang:
-        War is nothing but a duel on a larger scale. Pengertiannya adalah bahwa perang melibatkan dua atau lebih pihak-pihak yang saling berhadapan dimana masing-masing menggunakan kekuatan fisik mencoba memaksa pihak lain melakukan kehendaknya ( Will).  Penekanannya disini adalah penggunaan Kekuatan Fisik (dapat diartikan senjata). Dalam skala besar diartikan bahwa pihak-pihak yang berhadapan umumnya antar negara dan bukan satu kelompok orang  berhadapan dengan kelompok orang lainnya dalam satu negara. Jadi,  bila tidak menggunakan kekuatan fisik keadaan tersebut belum dapat disebut perang. Tujuannya tidak lain untuk menghancurkan lawannya agar tidak mampu lagi melakukan perlawanan. Karena itu rumusannya diteruskan menjadi :
-        War is thus an act of force to compel our enemy to do our will. Adalah kekuatan Fisik, yang selanjutnya dikenal sebagai Means ( sarana ) dalam perang. Sedangkan  to impose our will on the enemy is its Objects ( tujuan ).Untuk mengamankan tujuan , maka kita harus membuat musuh tidak berdaya ( powerless) sama sekali. Dengan kata lain, perang adalah “ suatu tindakan kekerasan untuk memaksa musuh tunduk kepada kemauan kita.” Clausewitz mengatakan “ You can not do this unless you destroy the enemy’s power to resist; for if you don’t render him powerless, he will try to render you powerless in his turn.” Sejauh musuh masih mempunyai kapasitas untuk bertahan, sejauh itu pula kita berusaha menghancurkannya. Tidak ada kata berhenti untuk melakukannya.  Itulah  satu-satunya cara yang harus dilakukan jika ingin mencapai tujuan yang diinginkan. Ditambahkannya , bahwa perang adalah suatu pertentangan antara kepentingan-kepentingan yang besar, yang diselesaikan melalui pertumpahan darah.
-        War is an Art not a Science , Dari pengalamannya selama berkarir di militer serta mengamati perang-perang yang terjadi, dia berpendapat, untuk melaksanakan perang, tidak boleh hanya mengikuti seperangkat aturan-aturan atau prinsip-prinsip sebagai penuntun baku sekalipun sangat terpercaya. Sama seperti Seni yang lain, praktek keberhasilannya banyak tergantung pada intuisi dari seniman yang melakoninya, dalam hal ini yaitu kejeniusan , dan talenta (bakat) dari pemimpin militernya, yang sering kali muncul diluar aturan atau kaidah. Clausewitz juga mengatakan bahwa  yang membedakan Perang dengan aktifitas yang lain adalah  penggunaan kekuatan secara terorganisasi (organized use of force.) yang akan berakibat pada pertumpahan darah yang tak terelakkan. Selanjutnya dia memperingatkan , apabila satu negara akan terjun dalam perang ,satu hal yang sangat penting untuk dipahami adalah karakteristik atau sifat khusus (particular nature) dari perang tersebut. Karena ketika dinamika dan interaksi berlangsung, masing-masing pihak yang berhadapan berupaya mendikte lawannya dengan cara-caranya sendiri misalnya mengambil keuntungan dari kelebihan kekuatan yang dimilikinya , sambil mengexploitasi kelemahan lawannya. Namun diakuinya di era moderen saat ini yang ditandai dengan kemajuan teknologi militer, maka tugas untuk mengidentifikkasi “the nature and future war” menjadi semakin sulit.
-        No two wars are identical. Dalam sejarah perang masa lalu, dan diyakini juga untuk masa datang, tidak ada dua perang yang benar-benar identik satu sama lain. Hal ini disebabkan oleh  Sifat/karakteristik (Nature) dari perang  yang akan selalu ditentukan oleh tercapainya keseimbangan antara 3 (tiga)  element dalam satu negara yaitu: Rakyat, Militer dan Pemerintah. Inilah yang disebut sebagai : The Paradoxical Trinity. ( akan diuraikan dibawah). Pelibatan seluruh rakyat tentu tak dapat dielakkan, juga perubahan sosial dan politik yang tak boleh diabaikan, sementara itu perkembangan teknologi persenjataan telah menambah dimensi baru akan ketidakpastian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar