Indikator Kepemimpinan[1]
Menurut
Wahjosumidjo (1991:154) secara garis besar indikator kepemimpinan adalah
sebagai berikut:
1.
Bersifat Adil
Dalam
kegiatan suatu organisasi, rasa kebersamaan diantara para anggota adalah
mutlak, sebab rasa kebersamaan pada hakikatnya merupakan pencerminan dari pada
kesepakatan antara para bawahan maupun antara pemimpin dengan bawahan dalam
mencapai tujuan organisasi
2.
Memberi Sugesti
Sugesti
biasanya disebut sebagai saran atau anjuran. Dalam rangka kepemimpinan, sugesti
merupakan pengaruh dan sebagainya, yang mampu menggerakkan hati orang lain dan
sugesti mempunyai peranan yang sangat penting di dalam memelihara dan membina
harga diri serta rasa pengabdian, partisipasi, dan rasa kebersamaan diantara
para bawahan.
3.
Mendukung Tujuan
Tercapainya
tujuan organisasi tidak secara otomatis terbentuk, melainkan harus didukung
oleh adanya kepemimpinan. Oleh karena itu, agar setiap organisasi dapat efektif
dalam arti mampu mencapai tujuan yang telah ditetapkan, maka setiap tujuan yang
ingin dicapai perlu disesuaikan dengan keadaan organisasi serta memungkinkan
para bawahan untuk bekerja sama.
4.
Katalisator
Seorang
pemimpin dikatakan berperan sebagai katalisator, apabila pemimpin itu selalu
dapat meningkatkan segala sumber daya manusia yang ada, berusaha memberikan
reaksi yang menimbulkan semangat dan daya kerja cepat semaksimal mungkin.
5.
Menciptakan Rasa Aman
Setiap
pemimpin berkewajiban menciptakan rasa aman bagi para bawahannya. Dan ini hanya
dapat dilaksanakan apabila setiap pemimpin mampu memelihara hal-hal yang
positif, sikap optimisme di dalam menghadapi segala permasalahan, sehingga
dalam melaksanakan tugas-tugasnya, bawahan merasa aman, bebas dari segala
perasaan gelisah, kekhawatiran, merasa memperoleh jaminan keamanan dari
pimpinan.
6.
Sebagai Wakil Organisasi
Setiap
bawahan yang bekerja pada unit organisasi apapun, selalu memandang atasan atau
pimpinannya mempunyai peranan dalam segala bidang kegiatan, lebih-lebih yang
menganut prinsip-prinsip keteladanan atau panutan-panutan. Seorang pemimpin
adalah segala-segalanya, oleh karena itu segala perilaku, perbuatan, dan
kata-katanya akan selalu memberikan kesan-kesan tertentu terhadap
organisasinya.
7.
Sumber Inspirasi
Seorang
pemimpin pada hakikatnya adalah sumber semangat bagi para bawahannya. Oleh
karena itu, setiap pemimpin harus selalu dapat membangkitkan semangat para
bawahan sehingga bawahan menerima dan memahami tujuan organisasi dengan
antusias dan bekerja secara efektif ke arah tercapainya tujuan organisasi.
8.
Bersikap Menghargai
Setiap
orang pada dasarnya menghendaki adanya pengakuan dan penghargaan diri pada
orang lain. Demikian pula setiap bawahan dalam organisasi memerlukan adanya
pengakuan dan penghargaan dari atasan. Oleh karena itu, menjadi suatu kewajiban
bagi pemimpin untuk mau memberikan penghargaan atau pengakuan dalam bentuk
apapun kepada bawahannya.
Berdasarkan uraian-uraian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa
kepemimpinan adalah proses mempengaruhi, menggerakkan, mengarahkan, mendorong,
dan mengajak orang lain untuk bekerja sama dan mau bekerja secara produktif
guna pencapaian tujuan tertentu, sehingga indikator yang digunakan dalam
variabel kepemimpinan adalah menggunakan teori dari Wahjosumidjo yaitu:
bersifat adil, memberi sugesti, mendukung tercapainya tujuan, sebagai
katalisator, menciptakan rasa aman, sebagai wakil organisasi, sumber inspirasi,
dan bersikap menghargai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar