PEMBENTUKAN
KONFEDERASI DAN PEMERINTAHAN NASIONAL AMERIKA SERIKAT (1781-1800)
Konfederasi
tahun 1777 telah mengabaikan kemungkian dibentuknya pemerintahan
union, dan setiap negara bagian di bawah konfederasi tetap memiliki
kedaulatannya. Karena merasa khawatir dengan terbentuknya pemerintahan nasional
yang kuat yang dikendalikan jauh dan negara-negara bagian, setiap negara bagian
menyerahkan kekuasaannya kepada Kongres sambil tetap mempertahankan kepentingan
lokal negara bagian. Kongres
memiliki kewenangan dalam 5 hal yaitu :
1)
Menyatakan perang dan
damai,
2)
Merundingkan perjanjian
dan aliansi,
3)
Mengatur urusan Indian,
4)
Membentuk sistem mata
uang, ukuran dan timbangan,
5)
Menjalan sistem
pengiriman pos.
Negara
bagian tetap memiliki hak atas pengenaan pajak terhadap warganya, mengatur
perdagangan. Kongres tidak dapat mengenakan aturan terhadap warga negara
bagian. Dalam sistem konfederasi, pemerintahan pusat dipegang oleh
Kongres yang anggota-anggotanya berasal utusan dari setiap negara bagian yang
memiliki satu hak suara. Untuk menyelenggarakan pemerintahan, Kongres membentuk
beberapa kementrian dan menunjuk Robert Morris serbagai pimpinan pejabat
keuangan. Kemampuan Mods dalam menangani masalah keuangan teramasuk
memperlancar arus pinjaman dari luar dapat mencegah masalah keuangan negara
baru tersebut. Pemerintahan nasional, seperti halnya pemerintah negara-negara
bagian, masih menggambarkan cara pikir kaum revolusioner Amerika. Karena
percaya bahwa kekuasaan dan kebebasan serta kemerdekaan (liberty) terletak
pada kutub yang berbeda, mereka lebih memilih pemerintahan desentralisasi
dengan memberikan sedikit mungkin kewenangan eksekutif pada orang yang
menjalankan pemerintahan.
Karena
para pemimpin revolusioner memperoleh pengalaman politik pada masa perang
kemerdekaan, mereka tidak memiliki pandangan nasional dan tetap menganggap
bahwa pemerintahan negara bagian harus menjalankan dan memberikan pelayanan
apapun kepada wargannya. Pembentukan pemerintah pusat yang hanya memiliki
kekuasan kecil tersebut menunjukkan adanya gaya pemerintahan provinsi yang
berlangsung satu abad sebelum meletusnya perang kemerdekaan.
Pada
awal tahun 1780-an timbul pemikiran, terutama dari golongan republik, bahwa
undang-undang pemerintah negara bagian tidak lagi membawa aspirasi rakyatnya
terutama mengenai isyu-isyu tentang masalah tempat tinggal serta cara pengenaan
pajak kepada warga. Sedangkan golongan konservatif mempersolakan perluasan
kewenangan parlemen dalam urusan pemerintahan eksekutif. Banyak negara bagian
yang gagal dalam menjamin kebebasan politik warganya. Selain itu terjadi
perselisihan antarnegara bagian mengenai masalah perdagangn dan penanganan
masalah orang-oang Indian. Oleh karena itu mereka mulai menuntut adanya
reformasi dalam pemerintahan negara bagian dan perlunya diciptakan pemerintah
nasional yang lebih kuat dengan cara merestrukturisasi Artikel Mengenai
Konfederasi. Pada tahun 1781, dua orang nasionalis ekstrim Robert Morris dan
Alexander Hamilton menuntut diperkuatnya pemerintah nasional untuk
menjamin kedaulatan Amerika Serikat Untuk sementara tuntutan mereka tidak dapat
dipenuhi oleh Kongres dan mereka masih harus menunggu hingga diselenggarakannya
Konvensi Philadeplhia. Konvensi Philadelphia 1787 Konvensi Philadelphia
diawali dengan Pertemuan Alexandria antara Virginia dan Maryland mengenai
masalah pelayaran di Sungai Patomak tahun 1785. Pertemuan tersebut
merekomendasikan perlunya diadakan pertemuan lebih luas mengenai masalah
perdagangan di seluruh Amerika Serikat. Pada tahun 1786 diselenggarakan
Konferensi Annapolis dn menyepakati usulan Alexander Hamilton untuk mengadakan
Konvensi Philadephia yang dihadiri oleh semua negara bagian. Pada bulan Mei
JConvensi Philadelhia dibuka dan dihadiri oleh utusan-utusan dari seluruh
negara bagian kecuali Rhode Island. Persidangan Konvensi, yang sebagian besar
delegasinya berasal dari kalangan muda dan beraspirasi terbentuknya
pemerintahan nasional tersebut, dipimpin oleh George Wahington. Secara
prinsip mereka menyapakati dibentuknya pemerintahan pusat dengan memberikan
kekuasaan yang berimbang antara pemerintah pusat dan pemerintah negara bagian
sarnbil tetap memprioritaskan kepentingan warganya.
Setelah
melalui perdebatan dan penyelesaian konflik antara delegasi Virginia yang
dipimpin oleh James Madison dan delegasi New Jersey, konvensi memutuskan tiga
hal penting. Pertama, keanggotan House of Representative atau Parlemen
Pemerintah Pusat didasarkan atas jumlah penduduk setiap negara bagian Kedua,
setiap negara bagian mengirimkan dua orang utusannya
ke Upper House (majelis tinggi) atau Senate, yang suaranya diakui secara
individual, dan ketiga, undang-undang mengenai pendapatan diajukan oleh Majelis
Rendah (lower house). Semua delegasi juga menyepakati mengenai proporsi
jumlah penduduk termasuk budak negro. Untuk penentuan jumlah perwakilan serta
jumlah pajak, setiap lima orang negro dihitung menjadi tiga orang penduduk
dengan tiga hak suara. Konvensi menghindari pembicaran mengenai masalah
perdagangan budak Sedangakan eskpor hasil pertanian disepakati tidak dikenakan
pajak. Akhirnya
Konvensi Philadephia disepakati bulan September 1787. Konstitusi Amerika
Serikat. Konstitusi Amerika Serikat yang dihasilkan dari Konvensi tersebut
menjamin dua majelis pembuat undang-undang (legislature), yaitu eksekutif dan
lembaga pengadilan yang mandiri. Konstitusi juga menjamin Kongres untuk
mengesahkan pajak, mengatur perdagangan luar negeri dan antarnegara bagian,
mencetak dan meminjam uang, membangun angjtatan bersenjata, menyatakan perang,
membangun sistem pos, dan mengeluarkan udang-undang yang diperlukan untuk
pendelegasian kewenangan. Sedangkan untuk melindungi para wakil rakyat (representative)
senator dipilih berdasarkan undang-undang negara bagian dan akan menjabat
sdama enam tahun. Konstitusi juga menjamin persetujuan Senate mengenai
penunjukan seorang eksekutuf serta perjanjian luar negeri. Secara teoritis,
Senate bukan hanya mewakili negara bagian melainkan juga menggambarkan kukuhnya
kelompok aristokrat. Presiden AS dipilih secara tidak langsung oleh badan
pemilih presiden (electoral college) sehingga membebaskan dia dari
ketergantungan pada Kongres atau pada rakyatnya. Konstitusi juga memberikan
kewenangan kepada seorang presiden untuk menuntut undang-undang mengenai
masalah tanah, membuat perjanjian luar negeri, berperan sebagai panglima
angkatan bersenjata, menunjuk hakim dan pejabat-pejabat lainnya serta berhak
mengeluarkan veto terhadap keputusan Kongres.
Konstitusi
AS juga mengakui adanya lembaga peradilan yang terdiri dari Mahkamah Agung dan
lembaga-lembaga pengadilan lebih rendah yang dapat diciptakan oleh Kongres AS.
Hakim ditunjuk untuk jabatan seumur hidup dan bebas dari ikut campur eksekutif
dan legislatif. Pengadilan Federal dapat mengeluarkan jurusdiksi yang berkaitan
dengan masalah konstitusi, perjanjian dan hukum nasional. Konsitusi juga
mengakui adanya prosedur amandemen yang diusulkan baik oleh Kongres maupun oleh
konvensi rakyat dari dua pertiga seluruh negara bagian. Konvensi Philadelphia
menyatakan bahwa Konstitusi akan berlaku apabila diratifikasi oleh lebih dari
sembilan negara bagian. Pengiriman dokumen konstitusi ke negara-negara bagian
menimbulkan perdebatan yang intensif antara pendukung Konstitusi (kaum
Federalis) dan penentangnya (Anti-Federalis). Kaum Federalis menghendaki
perlindungan hak milik individu dari setiap keputusan pembuat undang-undang.
Mereka menghendaki adanya restorasi dalam pemilihan anggota senat yang sebagian
besar berasal dari kalangan aristokrat. Sedangkan Anti-Federalis cenderung
ingin mempertahankan status quo dan mengklaim mewakili rakyat terhadap
serangan kaum aristokrat. Kelompok kedua ini masih ingin memberikan kekuasaan
politik pada pemerintah negara bagian dan khawatir semakin menguatnya
pemerintahan pusat. Sedangkan kelomok Federalis yang sebagian besar
pendukungnya barasal dari petani-pedagang, pekerja perkotaan, serta para
kreditor menghendaki bentuk pemerintah pusat yang kuat. Kelompok yang yang dipimpin
oleh Alexander Hamilton, John Jay dan Jermse Madison menyadari
akan kemajemukan masyarakat Amerika dan oleh karena itu bentuk federalis dengan
pemerintah pusat yang kuat akan menjamin stabilitas negara. Tulisan mereka
dalam Federalist Papers mampu mempengaruhi warga di beberapa negara
bagian untuk meratifikasi Konstitusi Permerintah Pusat. Pada
akhirnya kelompok Federalis memperoleh dukungan kuat setelah satu persatu
ketiga belas negara bagian meratifikasi Konstitusi AS. Dimulai tahun 1787 oleh
Delaware disusui oleh negara-negara bagian lainnya dan diakhiri dengan
ratifikasi oleh Rhose Island bulan Mei 1790. Konflik mengenai federalis dan
dipertahankannya konfederasi diakhiri dengan berlakunya Konstitusi baru AS
tahun 1789 setelah sembilan negara bagian meratifikasi Konstitusi baru
tersebut. Dengan demikian pemerintahan nasional memperoleh kekuasaan yang
besar.
Politik Nasional 1781-1800
Kelompok Federalis akhirnya mampu menentukan
kepemimpinan dalam pemerintah pusat yang baru George
Washington dari Virginia, sebagi pemimpin Konvensi Konstitusional
Philadelphia dengan suara bulat terpilih sebagai presiden pertama tahun
1789. John Adams dari Massachusetts, mantan dubes di negara-negara Eropa
dipilih sebagai wakil presiden. Sedangkan anggota kongres sebagian besar
berasal dari
kaum federalis. Untuk sementara pemerintahan baru mampu menciptakan stabilitas
politik yang didukung oleh mayoritas federalis.
Namun
demikian kurang dari satu dekade, perselisihan
mengenai kebijaksanaan politik pada pemerintahan federalis tersebut menyebabkan
terpecahnya kubu federalis ke dalam dua aliran yaitu, satu kubu yang masih
menamakan din Federalis dan kubu lainnya bergabung dengan kelompok Republik.
Persaingan kedua kubu tersebut menjadi dasar bagi terbentuknya
partai-partai politik di Amerika Serikat. Para pendiri negara yang telah duduk
dalam pemerintahan pusat memilih bentuk pemerintahan republik dan memandang
bentuk negara baru tersebut sebagai prcobaan dalam bidang politik. Dengan cara
menjaga perimbangan antara aspek liberty atau kekuasaan dengan authority
atau kewnangan, pemerintah AS berusaha membuktikan bagaimana pemerintah
republik bisa dilakukan. Namun demikian dalam merumuskan program-program
khusunya para pemimpin nasional masih tidak sepakat mengenai aspek apa yang
harus didahulukan. Beberapa tokoh seperti di antaranya menteri keuangan,
Alexander Hamilton, lebih memilih penempatkan elit-eht ekonomi duduk dalam
pemerintahan untuk menjaga negra dari kemungkinan timbulnya anarki Tokoh lain
sepeiti antara lain jurubicra House of Representative, James Medison,
menekankan pentingnya menjunjung tinggi aspek liberty bangsa dari kooptasi
pemerintali. Perbedaan perspektif kedua kubu tersebut sering kali muncul ke
permukaan dan menimbulkan konflik terbuka di kedua kubu tersebut. Walaupun
terjadi perselisihan seperti itu, para pendiri negara sependapat bahwa bentuk
pemerintahan republik sangat rentan terhadap timbulnya perpecahan yang
diakibatkan oleh persekongkolan politik. Sebaliknya mereka tidak sepakat
mengenai hekekat ancaman terhadap republik. Hamilton berpendapat bahwa pemimpin
yang berasal dari kalangan bawah akan memberikan kekuasaan yang sangat besar
kepada rakyat dan hal itu membahayakan lembaga pemerintahan serta tertib sosial
yang diciptakannya. Sedangkan madison
berpendapat bahwa kelompok elit minoritas, jika tidak dikontrol, akan merusak
kebebasan kelompok mayoritas. Dalam aspek lain, mereka (madison dan Hemilton)
sependapat bahwa politikus yang haus kekuasaan akan memanipulasi pemerintahan
untuk rnencari kekuasaan dan akhirnya akan menghancurlkan republik. Untuk
alasan ini, para pemimpin nasional mengecam faksi politik dan oleh karena itu
tidak membuat ketentuan mengenai partai-partai politik. Perdebatan mengenai
aspek-aspek tersebut mewarnai pemerintahan negara baru tersebut. Setelah
menjabat sebagai presiden pertama, George Washington berusaha menghindari
perselisihan antar faksi yang masih dipengaruhi oleh semangat revolusioner.
Dalam
memilih anggota kabinet, dia menghindari
pertimbangan masalah faksi dan mengangkat orang yang cakap di bidangnya tanpa
dilihat dari latarbelakang aspirasi politiknya. Thomas Jefferson dipilih
sebagai menteri luar negeri, Hamilton sebagai menteri keuangan, Henry Knox
sebagai menteri perang dan Edmund Randolf sebagai jaksa agung. Kongres segera
membentuk departemen luar negeri, keuangan dan perang. Berdasarkan
undang-undang tahun 1789, Mahkaman Agung terdiri dari enam hakim dan lembaga
peradilan, tiga belas lembaga pengtadilan tingakt distrik. Untuk meningkatkan
pendapatan nasional, Kongres mengenakan tarif terhadap import Barang
dari luar negeri dan mengenakan pajak yang tinggi terhadap kapal-kapal tnuatan
luar negeri. Pada tahun 1791 Kongres mengeluarkan 12 amandemen untuk melindungi
kebebasan waga sipil dari tindakan sewenang-wenang pemerintah. Amandemen
tersebut berisijaminan kebebasan berbicara, beragama, pers dan perlindungan
terhadap para juri dalam pengadilan, perlindungan terhadap tindakan sewenang-wenang
lenibaga peradilan. Amandemen-amandemen
yang dikenal dengan Bill of Right tersebut pada dasarnya dimaksudkan untuk
menciptakan perimbangan antara hak-hak warga negara serta kekuasaan politik
penguasa di Amerika Serikat. Masalah Keuangan dan Politik Luar Negeri.
Pemerintah baru dihadapkan pada masalah keuangan yang berat yang diwariskan
dari pemeerintahan konfederasi sebelumnya. Bon-bon (bonds) hutang pada masa
perang kemerdekaan mencapai US $ 50 juta. Pada tahun 1790, menteri kuangaan,
Alexander Hamilton, berusaha melindungi ekonomi dalam negeri dari tekanan dari
dalam dan luar negeri. Namun demikian, kebijaksanannya tidak selalu mendapat
dukungan dari lawan-lawan politiknya. Sikap pro dan kontra terhadap
kebijaksanaan politik tersebut mendorong terbentuknya partai-partai politik di
Amerika.
Terbentuknya
partai-partai politik juga dipengaruhi oleh sikap pemerintah dalam melaskanakan
politik luar negeri. Peristiwa Revolusi Perancis tahun 1789 dan dieksekusinya
Raja Louis XVI (1793) sangat mengejurkan warga AS. Demiian juga dengan
perang-perang antara Perancis dan negara-negara tetangganya mempersulit posisi
dan sikap AS terhadap peristiwa revolusi Perancis. Kelompok konservatif Amerika
mengecam anarki dan atheism
dalam
Revolusi Perancis dan melihat Inggeris sebagai negara yang mungkin bisa
menyelematkan dan mempertahankan ham milik dan tertib sosiai masyarakat.
Sedangkan kelompok radikal AS ikut menyuarakan semboyan Revolusi Perancis, "liberty,
equality dan fraternity".
Dalam
suasana terbentuknya perbedaan sikap pada masyarakat AS, Presiden Washington
dihadapkan pada masalah apakah harus tetap mempertahankan alinasi AS-Perancis
tahun!778. Alexander Hamilton menentang aliansi dengan Perancis sejak hubungan
AS lebih banyak memiliki hubungan dagang dengan Inggeris,. Sedangkan Jefferson,
walaupun bersimpatik terhadap peristiwa Revolusi Perancis, menyadari bahaya
perang dengan Inggeris, Akhirnua Presiden George Washington mengambil jalan
dengan dengan cara formal mengakui Pemerintahan Republik Peracnis yang baru
(1793) dan tidak akan melibatkan diri dengan perang antarnegara Eropa. Namun
demikian, sikap presiden AS berubah setelah kedatangan dubes Perancis yang baru
di AS, Edmond Genet. Genet berusaha mempropokasi warga As untuk menyerang
kepentingan Inggeris di AS serta menyerukan untuk membentuk kesatuan militer
untuk melawan kepentingan dagang Inggeris dan Spanyol di Amerika Utara.
Peristiwa tersebut menimbulkan kemarahan Washington dan segera memerintahkan
Genet untuk meninggalkan AS.
Politik
netral Presiden Washington (Proclamation ofNetrality) pada awalnya
berjalan dengan baik. Namun demikian, ketika Inggeris dan Perancis yang
bertikai di Amerika Utara mulai menyerang dan merampas kapal-kapal dagang AS
yang netral, politik netral tersebut tidak bisa dipertahankan lagi. Inggeris
melalui "Rule of 1756" menyatakan bahwa perdagangan dengan
negara-negara yang tidak terlibat perang tidak akan berlaku ketika terjadi
peperangan. Dengan kebijaksanan tersebut, Inggeris berhak menyita kapal-kapal
AS yang melakukan perdagangan dengan Perancis yang sedang berperang dengan
Inggeris. Sikap tersebut menimbulkan kemarahan bangsa AS dan kembali
memunculkan sentimen revolusi 1776 serta mendorong terbentuknya organisasi
massa di seluruh negeri yang disebut "Democratic Society" yang
bersimpati terhadap Revolusi Perancis.
Untuk
menghindari perang dengan Inggeris, Washington mengutus John Jay ke Inggeris
untuk merundingkan konflik politik dan dagang dengan negara itu. Komitmen AS
untuk tidak bermusuhan dengan Inggeris lebih banyak diusulkan oleh Alexander
Hamilton yang sangat khawatir dengan meluasnya pengaruh Revolusi Peracnis.
Hasilnya adanya Perjanjian Jay atau Jay Treaty tahun 1794 yang berisi
pemberian konsesi Inggeris terhadap AS.
Inggris sepakat untuk
meningalkan pos-pos militernya di barat daya Amerika Utara dan membayar
kerugian yang diderita oleh pemilik kapal dagang AS, dan AS menyepakati
berlakunya "Rule of 1756".
Hasil
perjanjian tersebut tentu saja sangat mengecewakan para patriot Revolusi
Amerika 1776. Sedangkan Spanyol juga mengecamnya yang menganggap perjanjian
tersebut merupakan rencana bersama AS dan Inggeris untuk menghancurklan
kepentingan Spanyol di Amerika Utara. Setelah AS dapat meyakinkan Spanyol,
melalui Thomas Pinckney, maka dicapai kesepakatan dengan negara itu bahwa AS
akan menyerahkan sumber daya alam New Orleans kepada Spanyol dan AS memperoleh
hak navigasi di Sungai Mississippi serta diakui klaimmnya atas daerah
perbatasan di Florida.
Terbentuknya Partai Politik , Jasy
Treaty telah menimbulkan terbentuknya faksi politik di dalam negeri, walaupun
beberapa masalah politik luar negeri dapat diatasi. Pendukung perjanjian, yang
berpusat pada Alexander Hamilton, membentuk Partai Federalis. Sedangkan
penentangnya, yang tidak suka dengan politik luar negeri Inggertis, membentuk Partai
Demokratik-Republik atau Partai Republik (Republican party) yang
dipimpin oleh Jefferson dan Madison, Partai Republik berusaha menjunjung tinggi
kehormatan nasional bangsa Amerika dan kembali mengangkat Semangat 1776.
Sedangkan lawannya, Partai Federalis, berkepentingan dengan terlindungnya AS,
sebgai negara baru, dari radikalisme Revolusi Perancis. Debat kedua partai
tersebut mengisaratkan adanya perbedan kepentingan dalam kehidupan politik di negara
baru AS. Partai Federalis memandang bahwa aliansi dengan Inggeris merupakanm
cara yang paling efektif untuk melindungi AS yang rentan terhadap pengaruh
konsep liberty yang radikal dari Perancis. Mereka percaya bahwa
hubungan dagang dengan Inggeris- akan menjamin terciptanya stabilitas ekonomi
di AS. Sedangkan partai Republik, yang banyak didukung oleh pekerja perkotaan
dan para petani kecil di pedesaan, melihat Perjanjian Jay sebagai pengingkaran
terhadap semangat kemerdekaan atau the spirit of liberty yang baru saja
diciptakan di AS tahun 1776 Partai ini menuduh partai Federalis, yang didukung
oleh kaum konservatif, kelompok elit dan pedagang besar, akan menghancurkan
Republik Amerika dan membentuk monarki baru di Amerika.
Pemilu
tahun 1796 nienunjukkan adanya persaingan yang semakin tajak antara jjartai
Republikan dan Partai Federalis. Reasksi partai-partai politik terhadap
Perjanjian Jay telah mempengaruhi pemilihan anggota Kongres dan mendominasi
pemilihan calon presiden. Republik
mencalonkan Thomas Jefferson sebagai presiden dan Aaron Burr dari New Yok
sebagai wakil presiden Partai Federalis tidak mencalonkan Alexander Hamilton
dan menjagokan John Adams dan Thomas Pickney sebagai calon presiden dan wapres.
Hamilton yang tidak suka dengan John Adams berusaha memanipulasi pemilihan
presiden dan mendukung Pickney. Pendukung Adams segera menyisihkan pencalonan
Pickney yang didukung Hamilton. Dalam pemilu tersebut John Adams dafi partai
Federalis dan Thomas Jefferson dari partai Republikan akhirnya terpilih sebagai
presiden dan wapres. Setelah menjabat sebagai presiden, John Adams dihadapkan
pada masalah timbulnya permusuhan Perancis yang tidak suka dengan Perjanjian
Jay. Untuk mendekati Perancis, Adams merigutus tiga orang menterinya (Charles C
Pickney, John marshal!, dan Elbridge Gerry). Akan tetapi menlu Perancis,
Talleyrand, menolak berunding dengan utusan AS tersebut kecuali mereka membayar
agen Perancis yang dikenal dengan X, Y dan Z.
Akhirnya
utusan AS menolak untuk bekerjasama dan kembali ke Amerika. Warga AS yang
merasa terhina dengan penolakan tersebut segera marah akibat XYZ Afair tersebut
dan menuntut dinyatakannya perang dengan Perancis. Perang terbula antara
Perancis dan AS berlangsung antara 1798-1800. Untuk mengakhiri perang, Adams mengutus
wakilnya ke Paris dan bertemu dengan Napoleon Bonaparte dan melalui Kovensi
Tahun 1800 dicapai kesepakatan untuk mengakhiri perang dan pengakuan Francis
terhadap hak netral AS. Dalam pemilihan presiden dan wakil presiden tahun 1800,
partai Republik memperoleh suara mayoritas dalam Kongres. Thomas Jefferson dari
Partai Republikan akhirnya terpilih sebagai Presiden. Pada tanggal 4 Maret 1801
presiden baru dilantik di ibukota baru AS, Washington DC.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar