1. Pengertian Metode dan Metodologi
Sebelum
penulis menjelaskan tentang metode apa yang digunakan untuk penulisan peneltian
maka penulis terlebih dahulu akan menjelaskan sedikit tentang apa itu metode dan
metodologi penelitian. Metode merupakan salah satu cara kerja untuk memahami
suatu objek penelitian yang sistematis dan ntensif dari pelaksanaan penelitian
ilmiah. “penulisan sejarah merupakan bentuk dan proses pengisahan atau
peristiwa-peristiwa masa lalu umat manusia”[1]
Pengertian
metode dan metodologi mempunyai hubungan erat meskipun dapat dibedakan. Menurut
definisi kamus webster’s third new international dictionary of English
language (selanjtnya disebut webster’s dan kamus the new lexion) yang
dimaksud denan metode pada umumnya ialah:[2]
-
Suatu prosedur atau proses untuk mendapatkan sesuatu
objek
-
Suatu disiplin atau sistem yang acapkali dianggap
sebagai suatu cabang logika yan erhubunan denan prinsip-prinsip yang dapat
diterapkan untuk penyelidikan ke dalam atau eksposisi dan beberapa subjek.
-
Suatu prosedur, teknik, atau cara melakukan
penyelididkan yang sistematis serta dapat dipakai oleh atau sesuai untuk suatu
ilmu (sains), seni atau disiplin tertentu.
-
Suatu rencana sistematis yang didikuti dalam
menyajikan materi untuk pengajaran.
-
Suatu cara memandang,mengorganisasi dan memberikan
bentuk dan arti khusus pada materi-materi artistic. (1) suatu cara, teknk, atau
proses dari atau untuk melakukan sesuatu
(2), suatu keseluruhan keterampilan-keterampilan (a body of skill) atau
teknik-teknik (1966: 1422-1423)
Menurut kamus the new lexion metode
ialah suatu cara untuk beruat sesuatu, suatu prosedur untuk mengerjakan
sesuatu, keteraturan dalam berbuat, berencana dan lain-lain sehingga membentuk
suatu susunan atau sistem yang teratus (1989: 628).
Sementara itu pengertian metodologi yang
diberikan oleh kamus Webster’s ialah sebagai berikut:
-
Suatu a). keseluruhan (body) metode-metode,
prosedur-prosedur, konsep-konsep kerja, aturan-aturan, dan postulat-postulat
yang digunakan oleh ilmu pengetahuan, seni, atau disiplin, b).
proses-teknik-teknik, atau pendekatn-pendektan yang dipakai dalam pemecahan
suatu masalah atau di dala mengerjakan sesuatu, atau disebut juga suatu atau
seperangkat prosedur-prosedur, c). dasar teoritis dari suatu doktrin filsafat,
premis-premis, postulat-postulat dan konsep-konsep dasar dari suatu filsafat.
-
Suatu ilmu atau kajian tentang metode, menganalisis
prinsip-prinsip atau prosedur-prosedur yang harus menuntun penyelidikan dalam
suatu bidang [kajian] tertentu (webster’s 1966: 1423).
Menurut kamus the new lexion memberikan definisi umum tentang metodologi
yang lebih singkat yaitu: suatu cban filsafat yang berhubungan dengan lmu
tentang metode atau prosedur, suatu sistem tentan metode-metode dan
aturan-aturan yang digunakan dalam sains (science)
Sementara menurut sartono kartodirdjo
membedakan metode dengan metodologi, metode ialah bagaimana orang memperoleh
pengetahuan (how to know), dan
metodologi ialah mengetahui bagaimana harus mengetahui (to know how to know),
(sartono kartodirdjo, 1992: ix).[3]
Dalam kaitannya dengan ilmu sejarah, dengan sendirinya metode sejarah ialah
bagaimana mengetahui sejarah, sedangkan metodologi ialah mengetahui bagaimana
mengetahui sejarah.
Jika seorang sejarawan ingin elakukan
penelitian maka ia akan menempu secara sistematis prosedur penyelididkan dengan
menggunakan teknik-teknik tertentu pengumulan bahan-bahan sejarah, baik dari
arsip-arsip, perpustakaan-perpustakaan (dalam atau luar negeri) maupun dari
wawancara dengan tokoh-tokoh yang masih hidup sehuungan dengan peristiwa
sejarah itu, atau bisa juga orang-orang terdekat dengan tokoh itu (anggota
keluara, sahabat) sehingga ia dapat menjaring informas selengkap mungkin.
Selain itu seoran sejarawan juga harus dilengkapi dengan pengetahuan tentan
etodologis, ataupun teoritis bahkan juga filsafat, yang artinya bagaimana
sejarawan itu menggunakan ilmu metode pada tempat dan seharusnya.
Jika seorang sejarawan ingn menulis sejarah
maka ia juga harus mengenal konsep-konsep termasuk teori-teori dn ilmu-ilmu
social yan relevan seperti politikologi, sosiologi, ilmu ekonomi,
antropologi, psikologi untuk membantu
menganalisis dan memahami lebih jauh mengenai peran tokoh-tokoh elit,
kelompok-kelompok penekan (pressure group), gerakan-gerakan sosial, ideologi,
perubahan sosial, modernisme, industrialisasi atau peristiwa-peristiwa sejarah
lainnya yan menjadi fokus kajian.
Dalam hal ini maka diperlukan metode untuk sebuah penelitian penulisan
sejarah yang digunakan sebagai patokan dalam meneliti dan menceritakan kisah
sejarah yang akan memberikan rekonstruksi yang jelas dalam melukiskan peristiwa
sejarah. “Yang dinamakan metode sejarah di sini ialah proses menguji dan
menganalisis secara kritis rekaman dan peninggalan masa lampau"[4]
Pengertian lainnya bahwa metode historis
adalah[5]
Define the problems or questions to be
investigated; search for sources of historical facts; summarize and evaluate
the historical sources; and present the pertinent fact within and
interpretative framework.
Menggambarkan permasalahan atau pertanyaan untuk diselidiki; mencari
sumber tentang fakta hstoris; meringkas dan mengevaluasisumber-sumber historis;
dan menyajikan fakta-fakta yang bersangkutan dalam suatu kerangka interpretatif.
Dalam penulisan karya ilmiah ini metode
historis atau dokumenter, yang dapat digunakan dalam pendekatan permasalahan yang
berhubungan dengan Gerakan Organisasi Freemason dan Pengaruhnya Terhadap
kemunculan Nasionalisme Indonesia 1908-1928.
Sebuah metode dapat disebut historis atau dokumenter bila penyelidikan
di tujukan pada penguraian dan penjelasan apa yang telah lalu melalui sumber
dokumen. Pada umumnya metode historis berlangsung mengikuti pola sebagai
berikut: pengumpulan data, penafsiran data dan penyusunan data.
Wood Gray, et.al. (1964) mengemukakan bahwa sejarawan minimal harus
memiliki enam tahap dalam penelitian sejarah yakni:[6]
1. Memlih topik sesuai
2. Mengusut semua evidensi atau bukti yang
relevan dengan topic.
3. Membuat catatan-catatan penting den relevan
dengan topic yang ditemukan ketika penelitian diadakan.
4. Mengevaluasi secara kritis semua evidensi
yang telah dikumpulkan atau melakukan kritik sumer secara eksternal dan
internal.
5. Mengusut hasil-hasil penelitian dengan
mengumpulkan catatan fakta-fakta secara sistematis.
6. Menyajikannya dalam suatu cara yang menarik
serta mengomunikasikannya kepada para pembaca dengan menarik pula.
1. Heuristik, adalah proses mencari untuk
menemukan sumber-sumber. Dalam bahasa jerman quellenkunde, yakni sebuah kegatan
mencar sumber-sumber untuk mendapatkan data-data, atau materi sejarah, atau
evidensi sejarah (Carrard, 1992: 2-4; Cf. Gee, 1950: 281)[8].
Jadi dengan sumber-sumber itulah penulis sedikit banyaknya bisa berbicara
tentang peristiwa sejarah agar tidak melenceng dari kebenaran. Penulisan
Sejarah pada kaidahnya ialah “takut menyatakan kebohongan dan tidak takut
menyatakan kebenaran” (Gray: 10-12; Lucey, 1984: 15)[9]
2. Kritik, yaitu pengujian sumber yang
ditemukan yang bertujuan untuk menyeleksi data menjadi fakta. Ada dua macam
kritik yakni kritik ekstern dan kritik intern. Dalam usaha mencari kebenaran
(truth), sejarawan dihadapkan denan kebutuhan untuk membedakan apa yan benar
dan apa yan tidak benar atau palsu dan apa yan meragukan atau mustahil.
Masalahnya ialah selain manusia telah banyak berbuat hal-hal yang benar tidak
sedikit pula manusia tersebut berbuat yang tidak benar, bahkan ada yang tidak
segan-segan melakukan pemalsuan atau kejahatan, misalnya, seringkali ditemui
pembaca-pembaca yang kritis mencoba membantah atau meluruskan asal dan/atau isi
berita atau artikel yan dimuat sebelumnya, dan acapkali diralat oleh penulis
atau surat kabar atau majalah yang bersangkutan.
Sehubungan dengan segala kemungkinan di
atas, untuk dapat memutuskan ini semua para sejarawan harus mengerahkan segala
kemampuan pikrannya, bahkan sering kali ia harus mengabungkan kemampuan
pikirannya, pengetahuan, sikap ragu (skeptis), percaya begitu saja, menggunakan
akal sehat dan melakukan tebakan inteligen (Jacques Barzun & Henry F. Graff,
1970: 99). Inilah fungsi kritik sehingga karya sejarah merupakan produk dari
suatu proses ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan, bukan hasil dari fantasi,
manipulasi atau fibrikasi sejarawan. Kritik sumber umumnya dilakukan terhadap
sumber-sumber pertama. Kritik sumber ini menyangkut verifikasi sumber yaitu
pengujian mengenai kebenaran atau ketepatan (akursi) dari sumber itu. Dalam
metode sejarah dikenal dengan kritik eksternal dan kritik internal.
a. Kritik eksternal yakni cara melakukan
verifikasi atau pengujian terhadap aspek-aspek “luar” dari sumber sejarah.
Adalah fungsi dari kritik eksternal atas dasar dua butir yang pertama ialah
otentisitas dan integritas dari sumber itu. Adapun yang dimaksud dengan kritik
eksternal ialah suatu penelitian atas asal-usul dari sumber, suatu pemeriksaan
atas catatan atau peninggalan itu sendiri untuk mendapatkan semua informasi
yang mungkin, dan untuk mengetahui apakah pada suatu waktu sejak asal mulanya
sumber itu telah diubah oleh orang-orang tertentu atau tidak.
b. Kebalikan dari kritik eksternal ialah
kritik dari dalam, merupakan isi dari sumber yang kita peroleh dari kritik
eksternal. Misalnya kesaksian yang diperoleh dari kritik eksternal kemudian di
verifikasi kembali kebenaran dari kesaksian itu sendiri melalui evaluasi kritik
internal[10].
3. Interpretasi atau disebut juga penafsiran,
yakni memahami serta mengartikan kembali data-data yang diperoleh baik itu yang
terlihat atau tidak terlihat/ disebut juga tersirat.
4. Historiografi, yaitu penulisan sejarah (
berasal dari Graphein dalam bahasa Yunani). Setelah menggunakan
metode-metode sejarah dalam mengumpulkan sumber-sumber, subjek materi, dan
dikumpulkan mengunakan analisis kritis dan barulah tahap selanjutnya adalah penulisan
sejarah (historiografi). Sejarah ditulis bukan karena perstiwa masa lau itu
dapat berubah-ubah. Sejarah tu ditulis agar bisa dijadikan pedoman bagi para pembaca baik untuk masa sekarang
ataupun nanti. Penulsan sejarah itu
bertujuan untuk menghidupkan kembali masa lalu ke pada masa sekarang dalam pentuk
penulisan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar