A. Peran
Peran atau
role merupakan istilah yang diambil dari dunia teater. Dalam teater seorang
actor harus bermain sebagai seorang tokoh tertentu dan dala posisinya sebagai
tokoh itu ia diharapkan untuk berperilaku secara tertentu. Posisi actor dalam
teater (sandiwara) tersebut kemudian dianalogikan dengan posisi seseorang dalam
masyarakat. Sebagaimana halnya dalam teater, posisi orang dalam masyarakat sama
dengan posisi actor dalam teater, yaitu
bahwa perilaku yang diharapkan daripadanya tidak berdiri sendiri, melainkan
selalu berada dalam kaitan dengan adanya orang-orang lain yang berhubungan
dengan orang atau actor tersebut.
Dalam dunia peran yang ditulis oleh biddle
dan Thomas membagi peristilahan peran dalam empat golongan, yaitu
istilah-istilah yang menyangkut:
-
Orang-orang yang mengambil bagian dalam
interaksi sosial.
-
Perilaku yang muncul dala interaksi
tersebut
-
Kedudukan orang-orang dalam perilaku
-
Kaitan antara orang dan perilaku.
Orang yang mengambil peran bagian dalam
interaksi sosial dapat dibagi dalam dua golongan yaitu sebagai berikut:
a. Actor (actor / pelaku), yaitu orang yang sedang berperilaku menuruti
suatu peran tertentu.
b. Target (sasaran) atau orang lan (other) yaitu, orang yang mepunyai
huungan dengan actor.
Actor maupun
target Bisa berupa individu-individu ataupun kumpulan individu (kelompok).
Hubungan kelompok dengan kelompok misalnya terjadi antara sebuah paduan suara
(actor) dan pendengar (target). Istilah actor kadang-kadang diganti dengan
istilah person, ego, atau self. Sedangkan target diganti dengan istilah
alter-ego, alter, atau non-self. Jadi dapat disimpulkan peran sangat erat
kaitannya dengan hubungan antardua orang atau antarbanyak orang.Menurut
ccooley (1902) dan mead (1934) menyatakan ahwa hubungan actor-target adalah
untuk membentuk identitas actor (peson, self, ego) yang dalam hal ini
dipengaruhi oleh penilaian atau sikap orang-orang lain (target) yang telah
digeneralsasikan oleh actor. Secord & backman (1964) menyatakan bahwa actor menempat posisi pusat (focal position), sedangkan target menempati posisi pedanan dari pusat tersebut (counter position). Dengan demikian maka target berperan sebagai pasangan (partner) bagi actor. Hal ini terlihat misalnya pada hubungan ibu-anak, suami-istri, atau pemimpin-anak buah. [1]
[1] Sarlito Wirawan Sarwono. 2005. Teori-Teori Psikologi
Sosial. Jakarta. PT: RajaGravindo Persada. Hal: 216.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar