Rabu, 18 Mei 2016

KONSTRUKSI REL KERETA API KLASIK MASA PENJAJAHAN JEPANG


Konstruksi merupakan suatu kegiatan membangun sarana maupun prasarana. Dalam sebuah bidang arsitektur atau teknik sipil, sebuah konstruksi juga dikenal sebagai bangunan atau satuan infrastruktur pada sebuah area atau pada beberapa area. Secara ringkas konstruksi didefinisikan sebagai objek keseluruhan bangunan yang terdiri dari bagian-bagian struktur. Misal, Konstruksi Struktur Bangunan adalah bentuk/bangun secara keseluruhan dari struktur bangunan. contoh lain: Konstruksi Jalan Raya, Konstruksi Jembatan, Konstruksi Kapal, dan lain lain.
Konstruksi dapat juga didefinisikan sebagai susunan (model, tata letak) suatu bangunan (jembatan, rumah, dan lain sebagainya) Walaupun kegiatan konstruksi dikenal sebagai satu pekerjaan, tetapi dalam kenyataannya konstruksi merupakan satuan kegiatan yang terdiri dari beberapa pekerjaan lain yang berbeda.
Pada umumnya kegiatan konstruksi diawasi oleh manajer proyek, insinyur disain, atau arsitek proyek. Orang-orang ini bekerja di dalam kantor, sedangkan pengawasan lapangan biasanya diserahkan kepada mandor proyek yang mengawasi buruh bangunan, tukang kayu, dan ahli bangunan lainnya untuk menyelesaikan fisik sebuah konstruksi.
Pada abad ke 20 kereta api menjadi sarana utama keberangkatan, kegiatan sehari-hari serta untuk mengangkut orang banyak maupun hasil tambang. Pada masa penjajahan Jepang kereta api digunakan untuk mengangkut bahan tambang dan bahan makan demi kepentingan perang. Pada masa Jepang dengan teknologi yang masih belum secanggih sekarang pembangunan rel kereta api membutuhkan banyak pekerja, baik untuk membersihkan daerah yang akan dilalui oleh rel, sebagai pengangkut bantalan rel ataupun sebagai tukang cangkul dan memecahkan batu yang bisa menghalangi jalur rel kereta api. Orang-orang inilah yang sering diseut sebagai romusha.. biasanya Romusha didatangkan dari Pulau Jawa, karena di Jawa Jepang mengiming-imingi pekerjaan yang layak terhadap masyarakat itu di sana. Sehingga berbondong-bondonglah masyarakat itu untuk memperbaiki nasibnya. Setibanya di lokasi kerja ternyata harapan mereka tidak sesuai dengan kenyataan.  
Pada masa sekarang pemangunan rel kereta api membutuhkan peralatan yang cukup modern, sedikit tenaga manusia dan banyak dibantu oleh mesin. Sementara pada masa peperangan untuk membuat jalur kereta api dibutuhkan banyak tenaga manusia agar jalur bisa dibuat.  Seperti masa jepang mencengkram Indonesia. Banyak tenaga masyarakat Indonesia yang dikerahkan untuk membangun jalan kereta api demi kepentingan perang jepang. segala sesuatu hal yang berkaitan dengan pemangunan rel kereta api dilakukan dengan manual. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar