Selasa, 17 Mei 2016

FREEMASON DALAM LINTASAN SEJARAH DAN KEBANGKITAN NASIONAL INDONESIA



Dr. Taufik Abdullah, ahli sejarah ternama, sering bergurau bahwa ada History (sejarah) dan ada lebih banyak his story (cerita-nya). yang berarti dalam sejarah banyak lagi terdapat peristiwa-peristiwa yang mengiringi peristiwa besar atau sejarah utama yang mengisahkan pergolakan dan gerakan fokal dari sesuatu masyarakat tetapi ada juga sejarah sampingan yang seakan terpendam dan memang dianggap tidak begitu penting pada umumnya namun, pada tempatnya sendiri memainkan peranan yang cukup besar dan mempunyai dampak mendalam pada para pelaku dan sekitarnya tersebut.[1]
 dalam perjalan suatu sejarah berbagai suatu peristiwa dan kegiatan manusia diberbagai wilayah mulai dari hal-hal kecil sampai ke peristwa yang memang membuat suatu perubahan seperti Politik, Militer, Ekonomi dan Sosial. Semua itu terjadi di seluruh sejarah manusia yang ada di dunia, tak terkecuali sejarah Indonesia, yang merupakan bagian dari sejarah Dunia. Mulai dari awal datangnya bangsa Proto Melayu, dan diikuti oleh migrasi selanjutnya bangsa Deutro Melayu.  Setelah bangsa yang mendiami kepualauan ini memasuki atau menganut agama Hindu dan Budha perkembangan kebudayaan bangsa yang mendiami kepulauan yang terletak di antara dua benua dan dua samudera ini. Seperti sudah terkenalnya kebudayaan masa lalu dimana Negara Sriwijaya dan Majapahit.
Setelah keruntuhan dua kebudayaan ini kemudian Islam mendominasi di wilayah yang bernama Nusantara ini. Hal ini banyak Negara-negara Islam yang merdeka di wilayah Nusantara, seperti Aceh, Jawa, Minang, Riau, Makssar. Pada perkembangan selanjutnya kedatangan bangsa Eropa ke Nusantara untuk mencari  rempah-rempah yang menjadi komoditi unggulan di pasar Eropa. Pada awal kedatangan bangsa Eropa di Nusantara belum ada tindakan penjajahan yang mereka lakukan, kegiatan bangsa asing ini hanya bergerak di sekitar perdagangan rempah-rempah saja. Ketika pada perkembangaan selanjutnya barulah terjadinya penjajahan diakibatkan penakhlukan-penakhlukan yang dilakukan oleh bangsa asing terutama Belanda Terhadap kerajan-kerajaan yang ada di Indonesia yang dulunya bernama Nusantara. Seiring dengan bercokolnya Belanda yang merupakan bangsa dari belahan bumi Eropa, sedikit banyak bangsa ini membawa kebudayaan-kebudayaan mereka baik dalam politik pemerintahan, sistem perekonomian, sistem pendidikan, sistem kebebasan berkelompok  atau berorganisasi.
Salah satu aktivitas orang-orang Belanda di negeri tumpangan adalah adanya kegiatan-kegiatan dari organisasi yang bernama Freemason atau dalam bahasa Belanda dari kelompok adalah Vrijmetselarij. Freemason sendiri berasal dari bumi Eropa tepatnya di kerajaan Britania (Inggris) Dimana telah ditemukannya Loge (Loji) Freemason pada tahun 1717.  Organisasi freemason merupakan organisasi yang bergerak secara rahasia dengan rancangan program yang sangat sistematis ada berjalan secara diam-diam. Oganisasi freemason ini merupakan organisasi bentukan dari petinggi-petinggi yahudi di bawah naungan Ideologi sekuler. Organisasi Freemason, Vrijmetselarij, atau Tarekat Mason Bebas merupakan organisasi yang bersifat membangun permikiran dan persaudaraan Universal yang telah menyebar ke seluruh Dunia, Organisasi ini mengklaim, bahwa mereka menghindari setiap perumusan ajaran agama, namun tujuan utama organisasi ini adalah bekerja demi kemuliaan juru bangun tertinggi alam semesta.[2]
Mereka menerima sebagai asas dasar pengakuan nilai tertinggi kepribadian manusia, hak setiap orang untuk untuk secara mandiri mencari kebenaran, tanggung jawab moral manusia untuk perilakunya, kesamaan wujud dari semua orang, persaudaraan umum manusia, tugas setiap orang mengabdi untuk kesejahteraan masyarakat. Dengan lambang-lambang dan ritus rahasia, yang dasarnya dibentuk oleh gagasan bahwa umat manusia merupakan rumah pemujaan dimana manusia menjadi batu bangunan maupun pembangun, mason bebas melakukan pekerjan rumah pemujaannya: yakni peresmian anggota baru, kenaikan tingkat, pesta tahuan (Santo Yan) dan pekerjaan pelataran depannya: pertemuan-pertemuan dengan pembahasan wejangan-wejangan (“benda-benda bangunan”) mengenai pokok-pokok yang bersifat religius-falsafah kemasyarakatan atau ekonomi. Di rumah pemujaan, tarekat bekerja dengan caranya sendiri dengan bantuan lambang-lambang dan ritus-ritus sebagai terjemahan dari “cita-cita dan pkiran-pikiran, pengungkapan dari roh kehidupan yang tertinggi”, di pelataran-pelataran depan dan di luarnya mereka mendukung apa yang dapat mengubah kemiskinan rohani dan material menjadi kekayaan, rohani dan moral dan kesejahteraan material serta  apa yang dapat memajukan persatuan untuk mengatasi perpecahan yang disebabkan oleh perbedaan mengenai kepercayaan (agama), Negara, partai, kedudukan dan ras. [3]
Loge (Loji) atau disebut juga dengan rumah pemujaan merupakan tempat pertemuan para anggota Freemason. Loge (loji) berfungsi sebagai tempat untuk membahas segala sesuatu terkait dengan perencanaan yang akan dilaksanakan oleh organisasi ini, baik rencana jangka panjang maupun jangka pendeknya. Pergerakan Organisasi ini memang tidak berpengaruh langsung terhadap kebijakan atau pemerintahan Hindia Belanda karena tidak di bawah kendali pemerintah Hindia Belanda. Organisasi ini kurang lebih telah mengakar ratusan tahun di Indonesia. Semenjak berkuasanya Verenigde Oost Indische (VOC) melakukan monopoli perdagangan dan penakhlukan di berbagai wilayah di Nusantara.
Organisasi ini pada awalnya beranggota orang-orang Belanda dan orang- orang Eropa lainnya yang berkedudukan mapan. Dengan perkembangan sejarah selanjutnya orang-orang pribumi mulai mengambil bagian atau menjadi anggota dari organisasi ini, dalam catatan yang penulis temukan beberapa tokoh elit pribumi Indonesia seperti bangsawan Jawa dan tokoh Nasional Indonesia pernah terdata menjadi anggota dari Tarekat Mason Bebas ini, seperti Paku Alam V dan Paku Alam VII, pelukis terkenal Raden Saleh, dan founding fathter Indonesia Dr. Radjiman Wediodiningrat yang menjadi ketua dalam sidang BPUPKI dalam merumuskan dasar Negara Republik Indonesia ini terdata pernah menjadi anggota dari Freemason ini. Dan beberapa tokoh indonesia lainnya terutama golongan priyayi dri bangsawan jawa seperti keratin jogjkarta dan Surakarta.
Dan sedikit atau banyaknya peran dari organisasi ini terhadap para tokoh Indonesia tentu memberikan pengaruh terhadap perkembangan dari sejarah nasional Indonesia  itu sendiri. Baik dari segi sistem organisasi maupun ideologi Terutama munculnya sikap kebangsaan awal di dalam diri orang Indonesia, seperti munculnya organisasi Budi Utomo. Jika kita berbicara budi utomo maka bagi sebagian orang berpikir organisasi ini adalah cikal bakal munculnya semangat persatuan Indonesia. Dan pada tanggal 20 mei pastilah ada peringatan bagi seluruh bangsa Indonesia. Dimana pada setiap tanggal 20 mei bangsa Indonesia memperingati hari kebangkitan nasional dikarenakan hari berdirinya budi utomo sebagai pelopor. Seperti yang penulis kemukakan tadi bahwa Budi Utomo adalah penggerak kesadaran nasional awal di Indonesia dan sebagai organsasi modern pertama, namun organisasi ini banyak diilhami oleh pemikiran-pemikiran sekuler, seperti pemikran-pemikiran yang dipakai oleh organisasi freemason. dan seperti yang dikatakan oleh Profesor Gj. Resink beliau mempertanyakan mengapa justru di dareah kerajaan muncul organisasi-organisasi modern seperti Sarekat Islam (Surakarta), Budi Utomo dan Muhammadiyah (di Yogyakarta). Ditujukan juga pengaruh dukungan para pangeran Paku Alaman yang telah memberikan dukungan terselenggaranya kongres-kongres Budi Utomo, khususnya mereka yang ada huungannya dengan gerakan mason (Freemason, Vrijmetselarij).[4] Dari pertanyaan yang di sampaikan oleh GJ Resink ini terlihat bahwa freeemaon itu sudah ada kontak dengan elit Indonesia.
Dalam buku-buku sejarah nasional Indonesia keberadaan jaringan Freemason nyaris tak pernah mendapat pembahasan padahal organsasi ini masuk ke Bumi Nusantara seiring dengan misi penjajahan Belanda, dan memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap muculnya elit modern Indonesia. Freemason atau Vrijmetselaarij dalam bahasa Belanda, meski sudah ratusan tahun mengakar dan beroperasi di Nusantara, namun keberadaannya nyaris tak pernah mendapat perhatian dalam penulisan sejarah di negeri ini. Padahal, literatur sejarah yang menunjukkan keberadaan jaringan tersebut dan pengaruhnya terhadap tokoh-tokoh nasional masa lalu, cukup memadai untuk dijadikan rujukan otentik yang masih bisa dijumpai di rak-rak pustaka. Namun, dari sekian banyak buku sejarah nasional, tak ada satu pun yang membahas tentang jaringan Freemason dan pengaruhnya terhadap pergerakan nasional di tanah air.[5]


[1] P. Siagian, Toenggoel MS.; M.Ed. 2004. (Pengantar Penerbit)  Tarekat Mason Beas Dan Masyarakat di Hindia   Belanda dan Indonesia 1764-1962. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. Hal. xi

[2] Dr. Th. Stevent. 2004. (Tarekat Mason Bebas dan Masyarakatdi  Hindia Belanda dan Indonesia 1764-1962) Encyclopedia Van Nederlandsch-Indie, Jilid IV, Den Haag dan leiden, 1905 hal: xxxix
[3] Dr. Th. Stevens. 2004. Tarekat mason bebas dan masyarakat di hindia belanda dan Indonesia- Ensiklopedia keluarga modern Elsevier, jilid viii, Amsterdam dan Brussel, 1967. Hal: xxxviii
[4] Nagazumi, Akira. 1989. Bangkitnya Nasionalisme Indonesia Budi Utomo. Jakarta. Graffiti Press Hal: xii.
[5]  Dikutip dari http:///www.salam-online/buku-karya-artawijaya-jaringan-yahudi-internasional-di-nusantara. htm. Diakses pada. 1 Januari. 2016. Pukul: 10:15 wib

Tidak ada komentar:

Posting Komentar