Dr. Taufik Abdullah, ahli sejarah ternama,
sering bergurau bahwa ada History (sejarah) dan ada lebih banyak his
story (cerita-nya). yang berarti dalam sejarah banyak lagi terdapat peristiwa-peristiwa
yang mengiringi peristiwa besar atau sejarah utama yang mengisahkan pergolakan
dan gerakan fokal dari sesuatu masyarakat tetapi ada juga sejarah sampingan
yang seakan terpendam dan memang dianggap tidak begitu penting pada umumnya
namun, pada tempatnya sendiri memainkan peranan yang cukup besar dan mempunyai
dampak mendalam pada para pelaku dan sekitarnya tersebut.[1]
dalam
perjalan suatu sejarah berbagai suatu peristiwa dan kegiatan manusia diberbagai
wilayah mulai dari hal-hal kecil sampai ke peristwa yang memang membuat suatu
perubahan seperti Politik, Militer, Ekonomi dan Sosial. Semua itu terjadi di
seluruh sejarah manusia yang ada di dunia, tak terkecuali sejarah Indonesia,
yang merupakan bagian dari sejarah Dunia. Mulai dari awal datangnya bangsa
Proto Melayu, dan diikuti oleh migrasi selanjutnya bangsa Deutro Melayu. Setelah bangsa yang mendiami kepualauan ini memasuki
atau menganut agama Hindu dan Budha perkembangan kebudayaan bangsa yang
mendiami kepulauan yang terletak di antara dua benua dan dua samudera ini.
Seperti sudah terkenalnya kebudayaan masa lalu dimana Negara Sriwijaya dan Majapahit.
Setelah keruntuhan dua kebudayaan ini kemudian
Islam mendominasi di wilayah yang bernama Nusantara ini. Hal ini banyak
Negara-negara Islam yang merdeka di wilayah Nusantara, seperti Aceh, Jawa,
Minang, Riau, Makssar. Pada perkembangan selanjutnya kedatangan bangsa Eropa ke
Nusantara untuk mencari rempah-rempah
yang menjadi komoditi unggulan di pasar Eropa. Pada awal kedatangan bangsa
Eropa di Nusantara belum ada tindakan penjajahan yang mereka lakukan, kegiatan
bangsa asing ini hanya bergerak di sekitar perdagangan rempah-rempah saja. Ketika
pada perkembangaan selanjutnya barulah terjadinya penjajahan diakibatkan
penakhlukan-penakhlukan yang dilakukan oleh bangsa asing terutama Belanda Terhadap
kerajan-kerajaan yang ada di Indonesia yang dulunya bernama Nusantara. Seiring
dengan bercokolnya Belanda yang merupakan bangsa dari belahan bumi Eropa,
sedikit banyak bangsa ini membawa kebudayaan-kebudayaan mereka baik dalam
politik pemerintahan, sistem perekonomian, sistem pendidikan, sistem kebebasan
berkelompok atau berorganisasi.
Salah satu aktivitas orang-orang Belanda di
negeri tumpangan adalah adanya kegiatan-kegiatan dari organisasi yang bernama
Freemason atau dalam bahasa Belanda dari kelompok adalah Vrijmetselarij. Freemason
sendiri berasal dari bumi Eropa tepatnya di kerajaan Britania (Inggris) Dimana
telah ditemukannya Loge (Loji) Freemason pada tahun 1717. Organisasi freemason merupakan organisasi yang
bergerak secara rahasia dengan rancangan program yang sangat sistematis ada
berjalan secara diam-diam. Oganisasi freemason ini merupakan organisasi
bentukan dari petinggi-petinggi yahudi di bawah naungan Ideologi sekuler. Organisasi
Freemason, Vrijmetselarij, atau Tarekat Mason Bebas merupakan organisasi yang bersifat
membangun permikiran dan persaudaraan Universal yang telah menyebar ke seluruh
Dunia, Organisasi ini mengklaim, bahwa mereka menghindari setiap perumusan
ajaran agama, namun tujuan utama organisasi ini adalah bekerja demi kemuliaan
juru bangun tertinggi alam semesta.[2]
Mereka menerima sebagai asas dasar
pengakuan nilai tertinggi kepribadian manusia, hak setiap orang untuk untuk
secara mandiri mencari kebenaran, tanggung jawab moral manusia untuk
perilakunya, kesamaan wujud dari semua orang, persaudaraan umum manusia, tugas
setiap orang mengabdi untuk kesejahteraan masyarakat. Dengan lambang-lambang
dan ritus rahasia, yang dasarnya dibentuk oleh gagasan bahwa umat manusia
merupakan rumah pemujaan dimana manusia menjadi batu bangunan maupun pembangun,
mason bebas melakukan pekerjan rumah pemujaannya: yakni peresmian anggota baru,
kenaikan tingkat, pesta tahuan (Santo Yan) dan pekerjaan pelataran depannya:
pertemuan-pertemuan dengan pembahasan wejangan-wejangan (“benda-benda bangunan”)
mengenai pokok-pokok yang bersifat religius-falsafah kemasyarakatan atau
ekonomi. Di rumah pemujaan, tarekat bekerja dengan caranya sendiri dengan
bantuan lambang-lambang dan ritus-ritus sebagai terjemahan dari “cita-cita dan
pkiran-pikiran, pengungkapan dari roh kehidupan yang tertinggi”, di
pelataran-pelataran depan dan di luarnya mereka mendukung apa yang dapat
mengubah kemiskinan rohani dan material menjadi kekayaan, rohani dan moral dan
kesejahteraan material serta apa yang
dapat memajukan persatuan untuk mengatasi perpecahan yang disebabkan oleh
perbedaan mengenai kepercayaan (agama), Negara, partai, kedudukan dan ras. [3]
Loge (Loji) atau disebut juga dengan rumah
pemujaan merupakan tempat pertemuan para anggota Freemason. Loge (loji) berfungsi
sebagai tempat untuk membahas segala sesuatu terkait dengan perencanaan yang
akan dilaksanakan oleh organisasi ini, baik rencana jangka panjang maupun
jangka pendeknya. Pergerakan Organisasi ini memang tidak berpengaruh langsung
terhadap kebijakan atau pemerintahan Hindia Belanda karena tidak di bawah
kendali pemerintah Hindia Belanda. Organisasi ini kurang lebih telah mengakar
ratusan tahun di Indonesia. Semenjak berkuasanya Verenigde Oost Indische (VOC)
melakukan monopoli perdagangan dan penakhlukan di berbagai wilayah di
Nusantara.
Organisasi ini pada awalnya beranggota
orang-orang Belanda dan orang- orang Eropa lainnya yang berkedudukan mapan.
Dengan perkembangan sejarah selanjutnya orang-orang pribumi mulai mengambil
bagian atau menjadi anggota dari organisasi ini, dalam catatan yang penulis
temukan beberapa tokoh elit pribumi Indonesia seperti bangsawan Jawa dan tokoh Nasional
Indonesia pernah terdata menjadi anggota dari Tarekat Mason Bebas ini, seperti Paku
Alam V dan Paku Alam VII, pelukis terkenal Raden Saleh, dan founding fathter Indonesia
Dr. Radjiman Wediodiningrat yang menjadi ketua dalam sidang BPUPKI dalam
merumuskan dasar Negara Republik Indonesia ini terdata pernah menjadi anggota
dari Freemason ini. Dan beberapa tokoh indonesia lainnya terutama golongan
priyayi dri bangsawan jawa seperti keratin jogjkarta dan Surakarta.
Dan sedikit atau banyaknya peran dari
organisasi ini terhadap para tokoh Indonesia tentu memberikan pengaruh terhadap
perkembangan dari sejarah nasional Indonesia
itu sendiri. Baik dari segi sistem organisasi maupun ideologi Terutama
munculnya sikap kebangsaan awal di dalam diri orang Indonesia, seperti
munculnya organisasi Budi Utomo. Jika kita berbicara budi utomo maka bagi
sebagian orang berpikir organisasi ini adalah cikal bakal munculnya semangat
persatuan Indonesia. Dan pada tanggal 20 mei pastilah ada peringatan bagi
seluruh bangsa Indonesia. Dimana pada setiap tanggal 20 mei bangsa Indonesia
memperingati hari kebangkitan nasional dikarenakan hari berdirinya budi utomo
sebagai pelopor. Seperti yang penulis kemukakan tadi bahwa Budi Utomo adalah
penggerak kesadaran nasional awal di Indonesia dan sebagai organsasi modern
pertama, namun organisasi ini banyak diilhami oleh pemikiran-pemikiran sekuler,
seperti pemikran-pemikiran yang dipakai oleh organisasi freemason. dan seperti
yang dikatakan oleh Profesor Gj. Resink beliau mempertanyakan mengapa justru di
dareah kerajaan muncul organisasi-organisasi modern seperti Sarekat Islam (Surakarta),
Budi Utomo dan Muhammadiyah (di Yogyakarta). Ditujukan juga pengaruh dukungan
para pangeran Paku Alaman yang telah memberikan dukungan terselenggaranya
kongres-kongres Budi Utomo, khususnya mereka yang ada huungannya dengan gerakan
mason (Freemason, Vrijmetselarij).[4]
Dari pertanyaan yang di sampaikan oleh GJ Resink ini terlihat bahwa freeemaon
itu sudah ada kontak dengan elit Indonesia.
Dalam buku-buku sejarah nasional Indonesia
keberadaan jaringan Freemason nyaris tak pernah mendapat pembahasan padahal
organsasi ini masuk ke Bumi Nusantara seiring dengan misi penjajahan Belanda,
dan memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap muculnya elit modern
Indonesia. Freemason atau Vrijmetselaarij
dalam bahasa Belanda, meski sudah ratusan tahun mengakar dan beroperasi di
Nusantara, namun keberadaannya nyaris tak pernah mendapat perhatian dalam
penulisan sejarah di negeri ini. Padahal, literatur sejarah yang menunjukkan
keberadaan jaringan tersebut dan pengaruhnya terhadap tokoh-tokoh nasional masa
lalu, cukup memadai untuk dijadikan rujukan otentik yang masih bisa dijumpai di
rak-rak pustaka. Namun, dari sekian banyak buku sejarah nasional, tak ada satu
pun yang membahas tentang jaringan Freemason dan pengaruhnya terhadap
pergerakan nasional di tanah air.[5]
[1] P. Siagian, Toenggoel MS.; M.Ed. 2004.
(Pengantar Penerbit) Tarekat Mason Beas
Dan Masyarakat di Hindia Belanda dan
Indonesia 1764-1962. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. Hal. xi
[2] Dr. Th. Stevent. 2004. (Tarekat Mason Bebas dan
Masyarakatdi Hindia Belanda dan
Indonesia 1764-1962) Encyclopedia Van Nederlandsch-Indie, Jilid IV, Den
Haag dan leiden, 1905 hal: xxxix
[3] Dr. Th. Stevens. 2004. Tarekat mason bebas dan
masyarakat di hindia belanda dan Indonesia- Ensiklopedia keluarga modern
Elsevier, jilid viii, Amsterdam dan Brussel, 1967. Hal: xxxviii
[4] Nagazumi, Akira. 1989. Bangkitnya Nasionalisme
Indonesia Budi Utomo. Jakarta. Graffiti Press Hal: xii.
[5] Dikutip dari http:///www.salam-online/buku-karya-artawijaya-jaringan-yahudi-internasional-di-nusantara. htm. Diakses pada. 1
Januari. 2016. Pukul: 10:15 wib
Tidak ada komentar:
Posting Komentar