Selasa, 17 Mei 2016

Jenis dan Cara Melaksanakan Pekerjaan dalam Budaya Melayu



A.    Jenis dan Cara Melaksanakan Pekerjaan dalam Budaya Melayu
            Hakekatnya pekerjaan dibagi dua kelompok, yakni kerja berfaedah atau bermanfaat dan kerja menyalah. Kerja berfaedah ialah segala bentuk dan jenis pekerjaan yang memberi manfaat bagi kehidupan duniawi maupun bagi kehidupan akhirat, baik bagi dirinya sendiri maupun bagi orang lain.
Kelompok ini acuannya disandarkan kepada manfaat atau faedah yang sesuai menurut ajaran agama Islam dan adat-istiadat Melayu serta norma-norma sosial yang dianut masyarakatnya. Apabila pekerjaan tidak menyimpang dari ajaran agama Islam, adat-istiadat, dan norma-norma sosial yang dianut masyarakatnya maka pekerjaan itu dapat dikerjakan, dan boleh dikerjakan, walaupun faedahnya sedikit.
            Dalam ungkapan dikatakan:
Apa tanda kerja berfaedah
Terhadap agama tiada menyalah
Terhadap adat tiada menyangggah
Terhadap undang tidak berkilah
Faedahnya jelas manfaatnya ada
Dunia akhirat beroleh berkah

Kerja menyalah ialah segala jenis dan bentuk pekerjaan yang dilarang oleh agama, adat-istiadat, dan norma-norma sosial masyarakatnya. Pekerjaan ini, walaupun dapat mendatangkan keuntungan berlimpah, tetapi tetaplah dilarang (korupsi, menipu, merampok, merampas hak orang lain dan lain-lain). Pekerjaan yang dianggap menyalah akan membawa kenistaan, kemelaratan, aib malu dan sebagainya, yang hakekatnya membawa manusia pada kehancuran hidup, baik dunia maupun akhirat.
Selain dari kedua jenis pekerjaan diatas, ada pula pekerjaan yang disebut, “lahirnya baik, hakekatnya buruk”. Maksudnya ada pekerjaan yang sebenarnya dapat memberikan faedah dan tidak menyalah agama dan adat, tetapi karena dilakukan dengan cara yang tidak benar, atau dilakukan dengan niat yang buruk, maka pekerjaan itu pun dianggap tidak baik. Dalam ungkapan disebutkan, “kerja elok, hatinya bengkok”. Pekerjaan ini hakekatnya tidak memberikan manfaat yang diharapkan. Kalaupun ada manfaatnya dikatakan tidak berkat.
Acuan ini mendorongg orang Melayu untuk memilih kerja secara baik dan benar, tidak melakukan pekerjaan yang dianggap menyalah. Jadi kalau orang Melayu memilih kerja, yang mereka pilih hakekatnya adalah antara kerja manfaat dengan kerja menyalah bukan antara kerja berat dan kerja ringan.
Orang Melayu juga membuat acuan dasar tentang cara melakukan suatu pekerjaan, terutama pekerjaan yang sifatnya untuk kepentingan umum atau melibatkan orang banyak.
Elok kerja karena bersama, maksudnya dalam merancang dan melaksanakan suatu pekerjaan sebaiknya dilakukan secara bersama-sama (bergotong-royong) saling bantu membantu, baik fikiran maupun material dan tenaga. Dalam ungkapan adat ditegaskan “kerja selesai karena beramai”.
Elok kerja karena mufakat, pekerjaan sebaiknya dilakukan melalui musyawarah untuk mufakat. Dalam ungkapan dikatakan, “kalau sudah duduk mufakat, tidak akan ada kerja yang berat” atau dikatakan “tanda kerja memegang adat, sebelum langsung duduk mufakat”.
Elok kerja karena tahu, maksudnya setiappekerjaan hendaklah dilakukan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi yang memadai. Dalam ungkapan dikatakan, “kalau kerja meraba-raba, kerja yang elok jadi celaka”.
Bekerja menurut masa, maksudnya melaksanakan pekerjaan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan, serta memanfaatkan waktu secermat mungkin. Dalam ungkapan dikatakan, “waktu kerja hendaklah jaga, supaya badan tidak sia-sia, waktu kerja jangan dibuang,supaya tidak dirundung malang”.
Sebelum selesai sudah siap, maksudnya sebelum pekerjaan dimulai, segala sesuatunya sudah dipersiapkan secara hemat dan cermat.
Berhitung-hitung, maksudnya segala sesuatu yang berkaitan dengan pekerjaan hendaklah diperhitungkan terlebih dahulu dengan sebaik-baiknya.
Merugi sebelum laba, maksudnya jangan terlebih dahulu mengejar keuntungan, tetapi hendaklah dengan cermat mengunakan hasilnya untuk kelancaran pekerjaan itu. Dalam ungkapan dikatakan, “sebelum kerja selesai, badan sudah tergadai” dalam ungkapan lain, “untung jangan cepat dimakan, laba jangan cepat di timba”.
Tahu diri, maksudnya dalam melakukan suatu pekerjaan hendaklah tahu diri, tidak lupa diri. Dengan sikap tahu diri, ia akan mampu berfikir jernih, mampu membatasi sifat serakah dan sebagainya, sehingga pekerjaan berjalan baik dan lancar serta mendatangkan manfaat sebesar-besarnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar