Selasa, 17 Mei 2016

Etika Kerja Orang Melayu: Dulu dan Sekarang



A.    Etika Kerja Orang Melayu: Dulu dan Sekarang
Konsep netika kerrja sangat penting dalam masyarakat Melayu sekarang. Orang Melayu dianjurkan oleh pemerintah untuk mengikut etika bangsa lain yang telah maju seperti Eropa, Jepang, Korea dan China, tentu dengan catatan tidak bertentangan dengan agama dan falsafah hidupnya.
Beberapa etika kerja orang Melayu dahulu, dapat dipahami dari ungkapan dan pribahasa berikut ini:
1.      Biar lambat asal selamat
Masyarakat Melayu mementingkan perkara yang berkaitan dengan etika kerja. Hal ini berkaitan dengan tata tertib, peraturan, nilai-nilai (agama dan adat-isttiadat) dan pandu arah orang tua-tua Melayu menekankan kepada anak-anaknya supaya berhati-hati dalam bekerja dan mengambil keputusan.

2.      Tidak lari gunung dikejar
Orang Melayu disarankan tidak tergopoh-gopoh dan selalu bersabar dalam bekerja. Sebab, hasilnya tidak akan baik.

3.      Awal dibuat, akhir diingat
Pekerjaan yang dibuat secara tergesa-gesa selalu menimbulkan kesulitan dan tidak lengkap, tidak terurus. Oleh sebab itu, masyarakat Melayu jika hendak membuat sesuatu aktivitas selalu memikirkannya semasak-masaknya supaya hasilnya berjaya.

4.      Alang-alang berdawat biarlah, hitam
Peribahasa ini bermakna jika mengerjakan sesuatu jangan asal-asalnya dan awalnya saja. Pekerjaan itu harus serius, jangan tanggung-tanggung dan harus sampai selesai.

5.      Kerja beragak-agak tidak menjadi, kerja berangsur-angsur, tidak bertahan.
Maknanya sesuatu kerja yang dibuat bertangguh-tangguh/ menunggu-nunggu akan berakibat tidak baik. Oleh karena itu, bila mengerjakan sesuatu harus sampai menjadi dan berjaya. Kenyataan ini sesuai dengan ungkapan, “diam ubi berisi, diam penggali berkarat”.

6.      Sifat padi, semakin berisi semakin tunduk
Ular yang menyusur akar tidak akan hilang bisanya
          Hanya orang yang bersungguh-sungguh saja yang akan hidup bahagia. Jika berjaya jangan lupa jangan pula bersikap sombong dan tamak.orang yang sukses, jika bergaul dengan orang kecil/ kampung tidak akan menghilangkan martabatnya. Masyarakat Melayu selalu diingatkan untuk tidak tamak dan sombong, seperti pepatah berikut ini: ”jangan diikut sifat lalang, semakin tua semakin tegak”. Sebab hal ini sangat bertentangan dengan ajaran islam.

7.      Baru bertatih hendak berjalan, langsung tersembam
Etika kerja yang terburu-buru dan bersikap tamak tidak untuk diamalkan. Etika kerja yang demikian akan merusak kredibilitas pelakunya.

8.      Selera bagai taji, tulang bagai kanji
Menanti nasi tersaji di mulut
          Makna kedua peribahasa diatas yaitu selera mau yang tingggi dan enak, tetapi kerja malas. Tentulah cara seperti itu takkan membawa hasil, bahkan dihina oleh orang ramai.

9.      Bekerja janganlah berulah dan degil
Sikap berhati-hati, berhemat, dan selalu waspada merupakan sikap yang terpuji seperti yang diperingatkan oleh beberapa pribahasa dan ungkapan berikut:
a.               Berjimat sebelum habis, ingat sebelum kena.
b.               Terdorong kaki,badan binasa.
c.               Sepuluh kali diukur, sekali dikerat
d.              Padang perahu di lautan, padang hati dipikiran.
e.               Berjalan pelihara kaki, bercakap pelihara lidah.

10.  Hemat dan cermat merupakan amalan yang terpuji bagi orang melayu.
Hemat tidak berarti tamak, cermat tidak berarti lambat. Seperti ungkapan peribahasa berikut ini:
a.               Hemat pangkal kaya, sia-sia hutang bertambah.
b.               Jika hidup berdikit-dikit, lama-lama menjadi bukit.
c.              Hendak kaya berdikit-dikit, hendak ramai bertabur urai

Tidak ada komentar:

Posting Komentar