A.
Etika
Kerja Orang Melayu: Dulu dan Sekarang
Konsep netika kerrja sangat penting
dalam masyarakat Melayu sekarang. Orang Melayu dianjurkan oleh pemerintah untuk
mengikut etika bangsa lain yang telah maju seperti Eropa, Jepang, Korea dan
China, tentu dengan catatan tidak bertentangan dengan agama dan falsafah
hidupnya.
Beberapa etika kerja orang Melayu
dahulu, dapat dipahami dari ungkapan dan pribahasa berikut ini:
1. Biar lambat asal
selamat
Masyarakat Melayu mementingkan perkara
yang berkaitan dengan etika kerja. Hal ini berkaitan dengan tata tertib,
peraturan, nilai-nilai (agama dan adat-isttiadat) dan pandu arah orang tua-tua
Melayu menekankan kepada anak-anaknya supaya berhati-hati dalam bekerja dan
mengambil keputusan.
2. Tidak lari gunung
dikejar
Orang Melayu disarankan tidak
tergopoh-gopoh dan selalu bersabar dalam bekerja. Sebab, hasilnya tidak akan
baik.
3. Awal dibuat, akhir
diingat
Pekerjaan yang dibuat secara
tergesa-gesa selalu menimbulkan kesulitan dan tidak lengkap, tidak terurus.
Oleh sebab itu, masyarakat Melayu jika hendak membuat sesuatu aktivitas selalu
memikirkannya semasak-masaknya supaya hasilnya berjaya.
4. Alang-alang berdawat
biarlah, hitam
Peribahasa ini bermakna jika mengerjakan
sesuatu jangan asal-asalnya dan awalnya saja. Pekerjaan itu harus serius,
jangan tanggung-tanggung dan harus sampai selesai.
5. Kerja beragak-agak
tidak menjadi, kerja berangsur-angsur, tidak bertahan.
Maknanya sesuatu kerja yang dibuat
bertangguh-tangguh/ menunggu-nunggu akan berakibat tidak baik. Oleh karena itu,
bila mengerjakan sesuatu harus sampai menjadi dan berjaya. Kenyataan ini sesuai
dengan ungkapan, “diam ubi berisi, diam
penggali berkarat”.
6. Sifat padi, semakin
berisi semakin tunduk
Ular yang menyusur akar tidak akan hilang bisanya
Hanya
orang yang bersungguh-sungguh saja yang akan hidup bahagia. Jika berjaya jangan
lupa jangan pula bersikap sombong dan tamak.orang yang sukses, jika bergaul
dengan orang kecil/ kampung tidak akan menghilangkan martabatnya. Masyarakat
Melayu selalu diingatkan untuk tidak tamak dan sombong, seperti pepatah berikut
ini: ”jangan diikut sifat lalang, semakin
tua semakin tegak”. Sebab hal ini sangat bertentangan dengan ajaran islam.
7. Baru bertatih hendak
berjalan, langsung tersembam
Etika kerja yang terburu-buru dan
bersikap tamak tidak untuk diamalkan. Etika kerja yang demikian akan merusak
kredibilitas pelakunya.
8. Selera bagai taji,
tulang bagai kanji
Menanti nasi tersaji di mulut
Makna
kedua peribahasa diatas yaitu selera mau yang tingggi dan enak, tetapi kerja
malas. Tentulah cara seperti itu takkan membawa hasil, bahkan dihina oleh orang
ramai.
9. Bekerja janganlah
berulah dan degil
Sikap berhati-hati, berhemat, dan selalu
waspada merupakan sikap yang terpuji seperti yang diperingatkan oleh beberapa
pribahasa dan ungkapan berikut:
a.
Berjimat sebelum habis,
ingat sebelum kena.
b.
Terdorong kaki,badan
binasa.
c.
Sepuluh kali diukur,
sekali dikerat
d.
Padang perahu di
lautan, padang hati dipikiran.
e.
Berjalan pelihara kaki,
bercakap pelihara lidah.
10. Hemat dan cermat
merupakan amalan yang terpuji bagi orang melayu.
Hemat tidak berarti tamak, cermat tidak
berarti lambat. Seperti ungkapan peribahasa berikut ini:
a.
Hemat pangkal kaya, sia-sia
hutang bertambah.
b.
Jika hidup
berdikit-dikit, lama-lama menjadi bukit.
c.
Hendak kaya
berdikit-dikit, hendak ramai bertabur urai
Tidak ada komentar:
Posting Komentar