Kamis, 25 Februari 2016

hadist menganjurkan untuk menambah-nambah kebaikan pada akhir-akhir umur





Menganjurkan Untuk Menambah-nambah Kebaikan Pada Akhir-akhir Umur

Allah ta'ala berfirman: "bukankah kami telah memberikan umur yang cukup kepadamu semua. Dalam masa itu orang yang mau mengerti dapatlah mengambil pengertian dan orang yang memberikan peringatanpun telah datang padamu semua." (fathir: 37)
Ibnu abbas serta para muhaqqiq -ahli penyelidik agama- mengatakan bahwa artinya umur cukup itu ialah: bukankah kami telah memberikan padamu semua umur sampai enam puluh tahun. Penegasan ini dikuatkan pula oleh hadis yang akan kami sebutkan di belakang insya allah. Diterangkan pula oleh ulama-ulama yang lain bahwa maknanya itu ialah delapan belas tahun. Ada pula yang mengatakan empat puluh tahun. Keterangan ini diucapkan oleh al-hasan, alkalbi dan masruq, juga dikutip dari keterangan ibnu abbas yang lain. Mereka itu mengutip pula bahwa para ahli madinah, apabila seorang dari mereka itu telah mencapai umur empat puluh tahun, maka selalulah ia menghabiskan waktunya untuk beribadah. Ada pula yang mengatakan bahwa umur cukup itu artinya ialah jikalau telah baligh.
Adapun firman allah ta'ala yang artinya: "telah pula datang padamu semua seorang yang bertugas memberikan peringatan." ibnu abbas dan jumhur ulama mengatakan bahwa yang dimaksud itu ialah nabi s.a.w. Ada lagi yang menerangkan bahwa maksudnya itu ialah adanya uban -rambut putih-. Ini diucapkan oleh 'ikrimah, ibnu 'uyainah dan lain-lainnya. Wallahu a'lam.
Adapun hadits-haditsnya ialah:
112. Pertama: dari abu hurairah r.a. Dari nabi s.a.w., sabdanya: "allah tetap menerima uzur -alasan- seorang yang diakhirkan ajalnya, sehingga ia berumur enam puluh tahun." (riwayat bukhari) para ulama berkata bahwa maknanya itu ialah allah tidak akan membiarkan -tidak menerima- uzur seorang yang sudah berumur enampuluh tahun itu, sebab telah dilambatkan oleh allah sampai masa yang setua itu. Dikatakan: azarar rajulu: apabila ia sangat banyak mengemukakan keuzurannya.
113. Kedua: dari ibnu abbas radhiallahu 'anhuma, katanya: "umar r.a. Memasukkan diriku [11] dalam barisan sahabat-sahabat tua yang pernah mengikuti perang badar. Maka sebagian orang-orang tua itu seolah-olah ada yang merasakan tidak enak dalam jiwanya, lalu berkata: "mengapa orang ini masuk beserta kita, sedangkan kita mempunyai anak-anak yang sebaya umurnya dengan dia?" umar kemudian menjawab: "sebenarnya dia itu sebagaimana yang engkau semua ketahui." - maksudnya bahwa ibnu abbas itu diasuh dalam rumah kenabian dan ia adalah sumber ilmu pengetahuan dan berbagai pendapat yang tepat-. Selanjutnya pada suatu hari umar memanggil saya, lalu memasukkan saya bersama-sama dengan para orang tua di atas. Saya tidak mengerti bahwa umar memanggil saya pada hari itu, melainkan hanya untuk memperlihatkan keadaan saya kepada mereka itu. Umar itu berkata: "bagaimanakah pendapat saudara-saudara mengenai firman allah -yang artinya: "jikalau telah datang pertolongan allah dan kemenangan." maka sebagian para sahabat tua-tua itu berkata: "maksudnya ialah kita diperintah supaya memuji kepada allah serta memohonkan pengampunan daripadanya jikalau kita diberi pertolongan serta kemenangan." sebagian mereka yang lain diam saja dan tidak mengucapkan sepatah katapun. Umar lalu berkata kepadaku: "adakah demikian itu pula pendapatmu, hai ibnu abbas?" saya lalu menjawab: "tidak." umar bertanya lagi: "jadi bagaimanakah pendapatmu?" saya menjawab: "itu adalah menunjukkan tentang ajal rasulullah s.a.w., allah telah memberitahukan pada beliau tentang dekat tibanya ajal itu. Jadi allah berfirman -yang artinya: "jikalau telah datang pertolongan dari allah serta kemenangan," maka yang sedemikian itu adalah sebagai tanda datangnya ajalmu. Oleh sebab itu maka memaha sucikanlah dengan mengucapkan puji-pujian kepada tuhanmu dan mohonlah pengampunan padanya, sesungguhnya allah adalah maha penerima taubat." umar r.a. Lalu berkata: "memang, saya sendiri tidak mempunyai pendapat selain daripada seperti apa yang telah engkau ucapkan itu." (riwayat bukhari)
114. Ketiga: dari aisyah radhiallahu 'anha, katanya: "tidaklah rasulullah s.a.w. Bershalat sesuatu shalat setelah turunnya ayat: idzaja anashrullahi walfathu -apabila telah tiba pertolongan dari allah dan kemenangan, melainkan dalam shalatnya itu selalu mengucapkan: subhanaka rabbana wa bihamdik, allahummaghfirli -maha suci engkau wahai tuhan kami dan saya mengucapkan puji-pujian kepadamu. Ya allah berilah pengampunan padaku." (muttafaq 'alaih)
Dalam riwayat yang tertera dalam kedua kitab shahih -yakni bukhari dan muslim, disebutkan dari aisyah pula demikian: "rasulullah s.a.w. Itu memperbanyakkan ucapannya dalam ruku' dan sujudnya yaitu: subhanakallahumma rabbana wa bihamdika, allahummaghfirli -maha suci engkau ya allah tuhan kami dan saya mengucapkan puji-pujian kepadamu. Ya allah, berikanlah pengampunan padaku," beliau mengamalkan benar-benar apa-apa yang menjadi isi al-quran. Makna: yata-awwalul quran ialah mengamalkan apa-apa yang diperintahkan pada beliau itu yang tersebut dalam al-quran, yakni dalam firman allah ta'ala: fasabbih bihamdi rabbika wastaghfirhu, artinya: maka maha sucikanlah dengan mengucapkan puji-pujian kepada tuhanmu dan mohonlah pengampunan kepadanya.
Dalam riwayat muslim disebutkan: "rasulullah s.a.w. Itu memperbanyak ucapannya sebelum wafatnya, yaitu: subhanaka wa bihamdika, astaghfiruka wa atubu ilaik -maha suci engkau dan saya mengucapkan puji-pujian kepadamu, saya mohon pengampunan serta bertaubat kepadamu.
Aisyah berkata: saya berkata: "hai rasulullah, apakah artinya kalimat-kalimat yang saya lihat tuan baru mengucapkannya itu?" beliau s.a.w. Bersabda: "itu dijadikan sebagai alamat -tanda- bagiku untuk umatku, jikalau saya telah melihat alamat -tanda- tersebut. Itu saya ucapkan apabila telah datang pertolongan dari allah dan kemenangan." beliau membaca surat an- nashr itu sampai selesai.
Dalam riwayat muslim lainnya disebutkan: "rasulullah s.a.w. Memperbanyakkan ucapan: subhanallah wabihamdih, astaghfirullah wa atubu ilaih -maha suci allah dan saya mengucapkan puji-pujian kepadanya, saya mohon pengampunan serta bertaubat kepadanya.
Aisyah berkata: saya berkata: "ya rasulullah, saya lihat tuan selalu memperbanyak ucapan: subhanallah wa bihamdih, astaghfirullah wa atubu ilaih. Rasulullah s.a.w. Lalu bersabda: "tuhanku telah memberitahukan kepadaku bahwasanya aku akan melihat sesuatu alamat -tanda- untuk umatku. Jikalau saya melihatnya itu, maka aku memperbanyakkan ucapan subhanallah wa bihamdih astaghfirullah wa atubu ilaih. Kini aku telah melihat alamat tersebut, yaitu jikalau telah datang pertolongan allah dan kemenangan yakni dengan dibebaskannya kota makkah. Dan engkau melihat para manusia masuk dalam agama allah dengan berduyun-duyun. Maka maha sucikanlah dengan mengucapkan puji-pujian kepada tuhanmu dan mohonlah pengampunan kepadanya, sesungguhnya allah adalah maha penerima taubat."
116. Kelima: dari jabir r.a., katanya: "nabi s.a.w. Bersabda: "dibangkitkan setiap hamba itu -dari kuburnya, menurut -susuai keadaan- apa yang ia mati atasnya." (riwayat muslim)
Keterangan:
hadis ini menyerukan setiap manusia muslim lagi mu'min agar senantiasa berbuat kebaikan kepada siapapun, mengerjakan apa-apa yang diridhai allah, menetapi sunnah-sunnahnya rasulullah s.a.w. Dalam segala waktu, tempat dan keadaan. Juga menyerukan supaya terus menerus memiliki keikhlasan hati dalam mengamalkan segala hal semata-mata untuk allah ta'ala jua, baik dalam ucapan ataupun perbuatan. Kepentingannya ialah agar di saat kita ditemui oleh ajal, maka kematian kitapun menetapi keadaan sebagaimana yang tersebut di atas itu, sehingga pada hari kita diba'ats atau dibangunkan dari kubur nanti, keadaan kitapun sebagaimana halnya apa yang kita tetapi sewaktu kita berada di dunia ini. Semogalah kita memperoleh husnul-khatimah atau penghabisan yang bagus dan terpuji.
115. Keempat: dari anas r.a., katanya: "sesungguhnya allah 'azzawajalla senantiasa mengikutkan terus -sambung menyambung- dalam menurunkan wahyu kepada rasulullah s.a.w. Sebelum wafatnya sehingga beliau itu wafat, di situlah sebagian besar wahyu diturunkan." (muttafaq 'alaih)

Catatan kaki:

[11] maksudnya memasukkan diriku (yakni ibnu abbas) di kalangan golongan orang-orang yang sudah tua-tua yang pernah mengikuti peperangan badar dahulu, untuk diajak bermusyawarah atau memecahkan persoalan persoalan yang penting. Padahal ibnu abbas (namanya sendiri abdullah) adalah seorang pemuda. Oleh sebab itu diantara orang tua-tua itu ada yang tidak enak hati atau marah-marah.

Sumber:

.:: HaditsWeb ::.
.:: Belanja Online di TrendMuslim.com, Semoga Manfaat dan Barokah ::.

Description: http://trendmuslim.com/info_trendmuslim.gif?1456321630131

Selasa, 23 Februari 2016

allah maha pengasih lagi maha penyayang



ALLAH MAHA PENGASIH DAN MAHA PENYAYANG
Seseorang dari kalangan Bani Israil adalah seorang pendosa, penjahat, saking jahatnya sehingga terkenal seluruh kota, seluruh orang di kota itu membencinya. Dan mengasingkannya, kemudian penduduk kota ini melemparkannya keluar dar kota (mengusirnya).
Setelah diusir dari kota , dia hidup sendirian , tanpa makanan, tanpa bekal, jka dia sakit takkan ada seorang pun disana yang menolong dan dia wafat, dia kemudian meninggal….
Allah swt, memberikan wahyu kepada nabi yang hidup pada zaman itu…
Dan dia memberi tahu nabi itu,,, bahwa salah seorang Auliya’ salah seorang telah meninggal…teman dekat-ku tersayang telah meninggal…
Jadi pergi ke sana dan mandikan dia, siapkan jenazahnya… dan pergi umumkan di seluruh desa ini bahwa siapapun yang berdoa akannya ,,, akan terampuni,,,
Jadi para penduduk berkumpul,,, dan  mereka pergi untuk mendoakan orang ini,,,
Ketika mereka sampai di tempat orang itu,, mereka sudah siap untuk berdoa,, tapi mereka sadar bahwa orang yang meninggal itu adalah orang yang sama, orang yang jahat,, yang membuat kita menjauh… dan mengasingkannya ke luar kota…
Kemudia nabi berdoa kepada allah,, ya allah apa maksunya semua ini..?
Kemudian allah azzawajalla berfirman… dia sendirian, terhina, terasing, dia menyaksikan keterasingannya sendiri,,, dia tak punya teman, tidak punya kerabat,, dan seiring itu dia melemah dan melemah,,, dia tidak dapat meminta tolong kepada siapapun ,, tak ada seorangpun, dan tak ada seorang pun,,tak ada pintu untuk diketuk, tak ada orang untuk dimintai pertolongan,,, tak ada siapapun untuk tempat berteduh,,, dan pada saat yang benar-benar lemah dan hancur,, dia berdoa kepada Allah azza wa jalla,, dan dia berkata” ya allah jika aku tahu bahwa dengan menghukumku kebesaranmu akan bertambah,,  dan dengan mengampuniku kebesaranmu akan berkurang,, aku tidak akan memintamu untuk memaafkan aku”,,
“ya allah kutahu bahwa dengan mengampuniku, kebesaranmu takkan berkurang dan dengan menghukumku keesaranmu takkan bertambah,  dengan begitu oh,, allah,, aku tak punya sapapun untuk bergantung, tk ada harapan lain kecuali dirimu….”
Tak ada tempat berlindung bagiku kecuali dirimu. Tak ada arah yang dituju kecuali padamu… maafkanlah aku,,,
Dalam kondisi ini orang tersebut mati,,,
Dia meninggal,,, dalam kondisi seperti ini dia meninggal,,,
Kau tahu apa yang alllah azza wa jalla firmankan,,,?
…. Tobatnya dterima sangat,,, tobatnya begitu besar,,
Bahwa  dia berpikran sempit  karena memohon apunan bagi dirinya sendiri,,,
Jika dia memintakan ampunan untuk seluruh umat manusia..
Aku bersumpah demi kakuasaan dan keagunganku,, aku akan mengampuni seluruh umat anusia,,,
Anilah dia allah azza wa jalla yang  Maha Pengasih, Lagi Maha Penyayang,,,

 Kepustakaan:
1.   Translit Dari Lampu Islam Terhadap Video Merciful Servan