Jauh sebelum pecah perang dunia kedua. Jepang sudah mempersiapkan secara matang untuk menguasai Asia. Persiapan-persiapan secara matang ditandai dengan penyebaran spionase ke berbagai Negara di asia yang menjadi Negara jajahan bangsa Eropa. Bemacam-macm penyamaran dilakukan oleh spionase Jepang ini. Ada yang menyamar sebagai pedagang mainan anak-anak. Ada yang menjadi pedagang kelontong, ada yang menjadi pemborong bangunan, tukang batu, tukang foto dan lain-lain.
Akhirnya
pada tangga 8 desember 1941 bala tentara Jepang telah menyerang Pearl Harbor
(teluk mutiara) di kepulauan Hawwai yang dikuasai Amerika serikat dalam rangka
mewujudkan ambisinya yakni menguasai Asia Timur Raya. Tujuan Jepang menyerang
Teluk tersebut adalah kekuatan Militer Amerika saat itu sebagian besar berpusat
di tempat tersebut.
Jepang
menghadapi lawan yang cukup kuat yaitu Amerika Serikat, Belanda, Cina, dan
Inggris, dengan semboyan ABCD ( America, Britain, China and Dutch).
Perang ini dinamakan perang Pasifik. Jepang telah melakukan Perang Kilat
yang dahsyat tanpa diumumkan terlebih dahulu. Sehingga dalam tahun 1942
negara-negara jajahan Amerika Serikat, Inggris, Belanda dan Prancis berhasil
direbutnya termasuk Indonesia.
Meskipun
jepang telah berhasil dalam tahun 1942 itu menguasai beberapa Negara di kawasan
Pasifik, namun mereka menyadari bahwa kemenangan belumlah berarti sudah berada
di pihak mereka. Oleh karena itu dalam tahun 1942 Jepang mulai memperkuat
pertahanan mereka di Negara-negara yang dikuasainya tersebut. Diantaranya
membangun jalan kereta api dari muara Sijunjung – Pekanbaru. Pembangunan
rel ini menurut perhitungan ahli militer Jepang termasuk mempunyai arti dan
jangkauan strategis dalam rangka usaha memperkuat kedudukan di Negara-negara
yang sudah dikuasai tersebut.tersebut merupakan daerah yang potensial bilamana
ditinjau dari aspek militer dan ekonomi untuk memenangkan Perang Asia Timur
Raya.
Sumatera
Barat merupakan lumbung beras dari Sumatera Tengah, sedangkan Riau terdapat
pertamangan minyak yang sudah beroperasi. Selain itu daerah Riau terdapat dua
pelabuhan yakni Pelabuhan Sungai Siak dan Pelabuhan Samudra Dumai. Pelabuhan
Sungai Siak terletak jauh ke daerah pedalaman yang dapat dilalui oleh kapal
berukuran 1000 ton, pelabuhan ini merupakan pelabuhan sungai terdalam di
Indonesia yang bermuara ke Selat Malaka. Pelabuhan Samudera Dumai terletak di
Selat Malaka yang mampu dilalui kapal berukuran puluhan ribu ton. Sedangkan
pelabuhan Teluk Bayur yang berada di daerah Sumatera Barat juga tidak kalah
pentingnya baik pada masa perang maupun pada masa damai, karena satu-satunya
pelabuhan alam yang terbesar di samudra Indonesia.
Dalam
hal ini nampaknya Jepang juga melihat dari aspek Strategi Militer yang didorong
nafsu kekuasaan, akan tetapi kurang menghayati sejarah perjuangan bangsa
Indonesia sejak ratusan tahun silam tidak rela dijajah oleh bangsa manapun,
apakah penjajah itu berkulit putih atau berkulit berkulit kuning. Demikian juga
jepang tidak memahami hakikat keyakinan bangsa Indonesia bahwa setiap usaha
apapun yang dilakukan dengan kekejaman dan kedzaliman lambat laun pasti akan
menerima pembalasan yang setimpal dari tuhan, karena tuhan tidak menyukai
bangsa yang berbuat aniaya tersebut. Pengalaman sejarah dan kekuatan spiritual
bangsa Indonesia inilah yang tidak disadari oleh militer jepang pada waktu
memaksa angsa Indonesia menjadi Romusha
membangun jalan kereta api maut tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar