Rabu, 18 Mei 2016

LATAR BELAKANG BELAKANG JEPANG MEMBANGUN JALAN KERETA API MUARO SIJUNJUNG-PEKANBARU


Jauh sebelum pecah perang dunia kedua. Jepang sudah mempersiapkan secara matang untuk menguasai Asia. Persiapan-persiapan secara matang ditandai dengan penyebaran spionase ke berbagai Negara di asia yang menjadi Negara jajahan bangsa Eropa. Bemacam-macm penyamaran dilakukan oleh spionase Jepang ini. Ada yang menyamar sebagai pedagang mainan anak-anak. Ada yang menjadi pedagang kelontong, ada yang menjadi pemborong bangunan, tukang batu, tukang foto dan lain-lain.
Akhirnya pada tangga 8 desember 1941 bala tentara Jepang telah menyerang Pearl Harbor (teluk mutiara) di kepulauan Hawwai yang dikuasai Amerika serikat dalam rangka mewujudkan ambisinya yakni menguasai Asia Timur Raya. Tujuan Jepang menyerang Teluk tersebut adalah kekuatan Militer Amerika saat itu sebagian besar berpusat di tempat tersebut.
Jepang menghadapi lawan yang cukup kuat yaitu Amerika Serikat, Belanda, Cina, dan Inggris, dengan semboyan ABCD ( America, Britain, China and Dutch). Perang ini dinamakan perang Pasifik. Jepang telah melakukan Perang Kilat yang dahsyat tanpa diumumkan terlebih dahulu. Sehingga dalam tahun 1942 negara-negara jajahan Amerika Serikat, Inggris, Belanda dan Prancis berhasil direbutnya termasuk Indonesia.
Meskipun jepang telah berhasil dalam tahun 1942 itu menguasai beberapa Negara di kawasan Pasifik, namun mereka menyadari bahwa kemenangan belumlah berarti sudah berada di pihak mereka. Oleh karena itu dalam tahun 1942 Jepang mulai memperkuat pertahanan mereka di Negara-negara yang dikuasainya tersebut. Diantaranya membangun jalan kereta api dari muara Sijunjung – Pekanbaru. Pembangunan rel ini menurut perhitungan ahli militer Jepang termasuk mempunyai arti dan jangkauan strategis dalam rangka usaha memperkuat kedudukan di Negara-negara yang sudah dikuasai tersebut.tersebut merupakan daerah yang potensial bilamana ditinjau dari aspek militer dan ekonomi untuk memenangkan Perang Asia Timur Raya.
Sumatera Barat merupakan lumbung beras dari Sumatera Tengah, sedangkan Riau terdapat pertamangan minyak yang sudah beroperasi. Selain itu daerah Riau terdapat dua pelabuhan yakni Pelabuhan Sungai Siak dan Pelabuhan Samudra Dumai. Pelabuhan Sungai Siak terletak jauh ke daerah pedalaman yang dapat dilalui oleh kapal berukuran 1000 ton, pelabuhan ini merupakan pelabuhan sungai terdalam di Indonesia yang bermuara ke Selat Malaka. Pelabuhan Samudera Dumai terletak di Selat Malaka yang mampu dilalui kapal berukuran puluhan ribu ton. Sedangkan pelabuhan Teluk Bayur yang berada di daerah Sumatera Barat juga tidak kalah pentingnya baik pada masa perang maupun pada masa damai, karena satu-satunya pelabuhan alam yang terbesar di samudra Indonesia.
Dalam hal ini nampaknya Jepang juga melihat dari aspek Strategi Militer yang didorong nafsu kekuasaan, akan tetapi kurang menghayati sejarah perjuangan bangsa Indonesia sejak ratusan tahun silam tidak rela dijajah oleh bangsa manapun, apakah penjajah itu berkulit putih atau berkulit berkulit kuning. Demikian juga jepang tidak memahami hakikat keyakinan bangsa Indonesia bahwa setiap usaha apapun yang dilakukan dengan kekejaman dan kedzaliman lambat laun pasti akan menerima pembalasan yang setimpal dari tuhan, karena tuhan tidak menyukai bangsa yang berbuat aniaya tersebut. Pengalaman sejarah dan kekuatan spiritual bangsa Indonesia inilah yang tidak disadari oleh militer jepang pada waktu memaksa angsa Indonesia menjadi Romusha  membangun jalan kereta api maut tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar