sepenggal cerita dari miniatur surga
taburan pulau yang tak terhitung jumlahnya
ditemani lautan yang begitu luasnya
tempat yang nyaman bagi para penghuninya
bagai kenikmatan yang terpercik dari surga
sungguh tempat yang luar biasa
sungguh tempat yang dilimpahi anugerah
anugerah dari yang maha kuasa
jadi tak heran jika dijuluki miniatur surga
yakninya nusantara kita
nusantara yang kaya akan segala-salanya
tak terkecuali lautannya
lautan yang begitu indah,
lautan yang begitu mempesona
lautan yang begitu mempesona
memberikan ketenangan jiwa,
jiwa yang tentram dan sejahera
jiwa yang tentram dan sejahera
ikan-ikan menari, beterbangan bersuka ria
seperti burung yang terbang di angkasa
wahai negeri yang penuh kasih
bahtera-bahtera datang dan pulang melintasi
seperti jarum jam yang tiada henti
saat melihat matahari pagi
hati ini selalu berseri
hingga sampai ia terbenam nanti,
sambil tersenyum melihat indahnya bahari negeri ini
hati ini selalu berseri
hingga sampai ia terbenam nanti,
sambil tersenyum melihat indahnya bahari negeri ini
melihat bahari yang menari-nari
miniatur surga
ketika berkaca pada sejarah,
berkaca pada masa sriwijaya
berkaca pada masa sriwijaya
bahkan pada masa sebelumnya
begitu jayanya, begitu perkasa,
bahkan mata dunia selalu tertuju pada nusantara
jadi tak heran seluruh umat dunia pergi berniaga
baik itu harta ataupun rempah-rempah
teringat pula sumpah palapa
yang disampaikan oleh manusia yang luar biasa
yakninya salah seorang nenek moyang bangsa
maha patih gadjah mada
sosok yang tiada kenal lelah, yang tujuannya menyatukan nusantara
menjadikan peradaban dunia,
wahai miniatur miniatur surga
lautan indah dengan jutaan bahtera
hilir mudik tiada henti
yang melambangkan jati diri
bahwa negeri ini adalah maritim sejati
namun sekarang kelihatan hanyalah seperti fiksi
lautmu sirusak demi kepentingan pribadi
limbah mengalir tiasa henti
letusan- letusan bom terus berbunyi
semuanya hancur, seperti taman yang baru saja terkena tsunami
rusak serusaknya, hancur sehancur hancurnya
sengarlah miniatur surga
memang ini bukanlah budaya anak bangsa
ini budaya yang ditinggalkan para penjajah
penjajah yang sama dengan hewan moralnya
yang hidup hanya dengan nafsu semata
lautan indah dengan jutaan bahtera
hilir mudik tiada henti
yang melambangkan jati diri
bahwa negeri ini adalah maritim sejati
namun sekarang kelihatan hanyalah seperti fiksi
lautmu sirusak demi kepentingan pribadi
limbah mengalir tiasa henti
letusan- letusan bom terus berbunyi
semuanya hancur, seperti taman yang baru saja terkena tsunami
rusak serusaknya, hancur sehancur hancurnya
sengarlah miniatur surga
memang ini bukanlah budaya anak bangsa
ini budaya yang ditinggalkan para penjajah
penjajah yang sama dengan hewan moralnya
yang hidup hanya dengan nafsu semata
yang merampas dengan serakah
bangsa yang sungguh tiada budaya
bangsa yang membuat negeri ini menderita
ratusan tahun lamanya
wahai negeri dengan sejuta tamannya
meskipun keadaan sudah berubah
berubah dari masa ke masa
namun jalan untuk kembali selalun ada
kembali menuju masa depan yang cerah
menggapai kembali puncak dunia
namun sekarang sudah saatnya
kembali meraih masa yang indah
kembali menuju masa yang jaya
sengan bahari yang luar biasa
wahai nusantara dengan berjuta citra
setelah lepas masa sriwijaya
dan terlepas pula masa gadjah mada
tiada lagi anak bangsa yang berjaya
seolah-olah mereka tiada berdaya
tiada berdaya melawan penjajah
tiada yang bisa menjelajah dunia
yang mengarungi luasnya samudra
dari pasifik bahkan hindia
muyngkin kau marahkarena kami yang salah
kami begitu terbelenggu
bahkan kami tak mampu melindungimu
dari srigala yang memangsamu
hanya perasaan menyesal yang terus membyangiku
perasaan rindu, rindu dengan kejayaan masa lalu
wahai negeri miniatur surga
laut indah dengan sejuta warna
dihiasi ikan yang begitu ceria
bagai burung garuda yang menari di angkasa
yang siap menukik mencengkram dunia
membuat iri penghunni siluar sana
wahai minitur dari surga
kau tetap membuat bangga
meski sesekali kau menunjukkan rasa marah
tapi aku sadar, itu caramu untuk menyapa
agar kami tidak lupa
tidak lkupa akan jati diri
bahwa bahari adalah tempat kam
agar kami menjadi bangsa maritim sejati
wahai miniatur surga penebar cinta
keindahanmu sungguh memesona
kau bagaikan primadona
mengalihkan semua mata
warna birumu begitu melekat dijiwa
seperti sinar yang menerangi dunia
ditaburi oleh ombak yang berjalan mesrah
yang selalu memberi gairah
seakan-akan mengajak bercinta
karena birumu yang berkarisma
jadi tak salah, jutaan manusia di luar sana
rela menempuh jarak yang begitu jauhnya
ada yang berniaga ada pula yag mencari surga dunia
tak peduli akan gelombang yang mengancam nyawa
bahkan perompak yang begitu kejamnya
yang merampas tampa tenggang rasa
wahai negeri penabur cinta
yang dilimpahi kakeyaan
melambangkan kekuatan
kekuatan kemaritiman
yang diselingi keindahan
dan diwarnai birunya lautan
bagaikan sosok cendrawasih jantan
ketika angin berhembus di tepi pantai
nyiur-nyiur melambai- lambai
dan ombak berjalan santai
membasahi pantai yang menari begitu gemulai
bagaikan bidadari yand sedang membelai
menyatukan kembali perasaan yang tercerai-berai
bangsa yang sungguh tiada budaya
bangsa yang membuat negeri ini menderita
ratusan tahun lamanya
wahai negeri dengan sejuta tamannya
meskipun keadaan sudah berubah
berubah dari masa ke masa
namun jalan untuk kembali selalun ada
kembali menuju masa depan yang cerah
menggapai kembali puncak dunia
namun sekarang sudah saatnya
kembali meraih masa yang indah
kembali menuju masa yang jaya
sengan bahari yang luar biasa
wahai nusantara dengan berjuta citra
setelah lepas masa sriwijaya
dan terlepas pula masa gadjah mada
tiada lagi anak bangsa yang berjaya
seolah-olah mereka tiada berdaya
tiada berdaya melawan penjajah
tiada yang bisa menjelajah dunia
yang mengarungi luasnya samudra
dari pasifik bahkan hindia
muyngkin kau marahkarena kami yang salah
kami begitu terbelenggu
bahkan kami tak mampu melindungimu
dari srigala yang memangsamu
hanya perasaan menyesal yang terus membyangiku
perasaan rindu, rindu dengan kejayaan masa lalu
wahai negeri miniatur surga
laut indah dengan sejuta warna
dihiasi ikan yang begitu ceria
bagai burung garuda yang menari di angkasa
yang siap menukik mencengkram dunia
membuat iri penghunni siluar sana
wahai minitur dari surga
kau tetap membuat bangga
meski sesekali kau menunjukkan rasa marah
tapi aku sadar, itu caramu untuk menyapa
agar kami tidak lupa
tidak lkupa akan jati diri
bahwa bahari adalah tempat kam
agar kami menjadi bangsa maritim sejati
wahai miniatur surga penebar cinta
keindahanmu sungguh memesona
kau bagaikan primadona
mengalihkan semua mata
warna birumu begitu melekat dijiwa
seperti sinar yang menerangi dunia
ditaburi oleh ombak yang berjalan mesrah
yang selalu memberi gairah
seakan-akan mengajak bercinta
karena birumu yang berkarisma
jadi tak salah, jutaan manusia di luar sana
rela menempuh jarak yang begitu jauhnya
ada yang berniaga ada pula yag mencari surga dunia
tak peduli akan gelombang yang mengancam nyawa
bahkan perompak yang begitu kejamnya
yang merampas tampa tenggang rasa
wahai negeri penabur cinta
yang dilimpahi kakeyaan
melambangkan kekuatan
kekuatan kemaritiman
yang diselingi keindahan
dan diwarnai birunya lautan
bagaikan sosok cendrawasih jantan
ketika angin berhembus di tepi pantai
nyiur-nyiur melambai- lambai
dan ombak berjalan santai
membasahi pantai yang menari begitu gemulai
bagaikan bidadari yand sedang membelai
menyatukan kembali perasaan yang tercerai-berai
Tidak ada komentar:
Posting Komentar