NAMA:
MUSRI INDRA WIJAYA
NIM:
1205120615
KELAS:
B
TEMA:
VOC
SEJARAH
INDONESIA 3
PERANG
MAKASSAR (1660-1669)
Setelah Sulawesi selata di bawah
hegemoni Goa dapat dipasifikasikan, perhatian goa diarahkan kepada lawan
utamanya ialah voc. Ada beberapa faktor plitik yang kurang menguntungkan goa,
yaitu:(1) faksionaliisme dikalangan bangsawan goa-tallo; (2) persaingan ternate
untuk menguasai Sulawesi utara, butung dan beberapa kepulauan lain; (3)
kontingen pengungsi bugis di batvi.
Dalam menghadapi tekanan-tekanan
politik dari luar, di dlam kalangan bangsawan sendiri timbul kelommpok-kelompok
yang bertentangan. Karaeng Sumanna didukung oleh empat anggota Bate Salapang,
yaitu: Galarang Mamangsa, Tombong, Gontamannang, dan Sanmata. Keempat orang
inni sangat berpengaruh di istana. Dalam pertentangan yang timbuantara karaeng
tallo dengan karaeng karunrung, kelompok tadi mendukung karaeng tallo, hal ini
dikarenakan bahwa karaeng sumanna membenci karaeng karunrung. Meskipun sultan
hasanudin lebih menyukai karaeng karunrung, namun sultan membuangnya. Sementara
faksionalisme reda, tetapi akan berkobar lagi setelah karaeng karunrung kembali
ke Goa.
Karena loyalitas kerajaan-kerajaan
vasal yang pasang-surut sejajar dengan meningkat dan merosotnya kekuasaan pusat sebagai pemegang
suzereinitas, maka untuk memperkuat kedudukannya
goa mengirim ekspedisi secara besar-besaran guna meningkatkan kewibawaan dimata
kerajaan vasal-vasalnya. Ekspedisi ini juga memantapkan kekuasaan di
daerah-daerah yang menadi sengketa dengan Ternate. Pada bulan oktober 1665
dikirim ekspedisi ke Butung yang telah memberi perlindungan sementara kepada
Arung Palaka. Ekspedisi itu ada dalam perjalan ke kepulauan Sula, Bnggai dan
Tembuk dengan tujuan memaksa rajanya untuk mengakui suzereinitas Goa, sekaligus
tuntutan ternate dapat dielakan. Benteng tternate di ssula dihancurkan dan
perkampungannya dirusak, daerah-daerah lain yang menjadi tuntutan ternate ialah
Muna, Banggai, Lampute dan Gorontalo. Kecuali daerah-daerah tersebut Ambar dan
butung juga menjadi sasran-sasaaan berikutnya. Pada tahun itu juga di bawah
pimpinan Kashili Kalimata ekspedisi kedua terdiri dari 300 kapal menghancurkan
Sula, Tambuku dan Banggai.
Untuk menghadapi agresi Goa Sultan
Madrashah dari ternate mementuk aliansi dengan sultan Butung dan VOC yang
bertujuan membantu perjuangan bangsa bugis. Sebaliknya golongan dari masyarakat
bugis yang lebih memihak pada Goa, antara lain seorang saudara sultan tenate, kashili kalimata yang dalam perebutan
kekuasaan hendak menggulingkan sultan madrashah. Dari luar goa hanya memperoleh
bantuan yang wajar dari banten. Diberitakan bahwa seorang bangsawan kareang
konnon menyelenggarakan hubngan dengan banten dan kemudian memihak Makassar,
karena senantiasa dalam keadaan bermusuhan dengan Ternate. Dari pihak tenate
dengan VOC diberitakan ada tuduhan-tuduhan Tidore bersekongkol dengan Makassar.
Persengketaan antara goa dengan ternate adalah disebabkan pelanggaran
perjanjian 19 agustus 1660 ang menentukan bahwa Butung dan Manado termauk
daerah kekuasaan Ternate.
Faktor lain yang turut menentukan
jalan dan kesudahan konfrontasi antara Makasar dan VOC adalah bangsa bugis yang
ada dalam persaingan, terutama yang ada di Batavia. Kontingen bugis di bawah
pimpinn Arung Palaka dibi pemukiman tersendiri di dekat sungai Angke dan mereka
disebut dengan Toangke. Mereka mendapat pelatihan dalam berbagai keterampilan
berperang dengan disiplin agar selalu siap untuk bertempur. Politik VOC tidak
segan menggunakan pasukan toangke untuk turut serta dalam ekspedisi ke sumatera
barat dimana ada perlawanan kuat terhadap VOC pada tahun 1666. Arung palaka
memperoleh kemenangan di daerah Ulakan dan dia pun dijuluki raja Ulakan
sementara kapten Jonker kepala pasukan prajurit Ambon djadikan kepala Pariaman.
Pada akhir tahun itu juga merek bergabung dalam ekspedisi VOC di Makassar.
Hubungan antara makasar dengan VOC tak
berkenbang menjadi rivalitas, karena tujuan VOC untuk memegang monopoli
perdagangan langsung bertentangan dengn system terbuka, suatu hal yang menjadi
kepentingan makassar selama berkedudukan sebagai pusat perdgangan dengan
hegemoni politik sebagai dukungannya.
Untuk meghadapi kemungkinan
pecahnya perang dengan belanda, sultn hasanuddin pada akhir oktober 1660
mengumpulkan semua bangsawan yang diminta bersumpah setia kepadanya. Meskipun
sultan hasanuin dan kelompok besar bangsawan lebih suka berpolitik damai, ada
partai perang di bawah pimpinan karaeng popo. Pertahanan dibagi atas beberapa
sector
1.
Pasukan sebesa 3000 orang dibawah
pimpinan daeng tololo, saudara laki-laki sultan sendiri, mempertahankan benteng
2.
Sultan Hasanudin dan karaeng tallo
menjaga istana sombaopu
3.
Pertahanan daerah portugis diserahkan
kepada karaeng lengkese
4.
Karaeng karunrung sebagai komandan
benteng ujung pandang, wanita dan anak-anak diungsikan kehutan sementara laki-laki
dewasa ikut mmpertahankan keamanan kerajaan.
Dikabarkan pasukan makasar yang
diletakkan di sungai ongkong ada sekitar 1500 orang sementara di benteng ada
5000-6000 personel keamanan. Kekuatan Voc sangat ditentukan oleh aliansinya
dengan Toangke, sementara pihak goa-tallo juga bergantung pada
aliansi-aliansinya dengam kerajaan-kerajaan tetangga di Sulawesi selatan,
ditambah dengan vassal-vasalnya di seberang lautan. Akhirnya bangsa melayu
menjadi kekuatan yang dapat diandalkan oleh Makassar, karena jalannya pepeangan
menentikam hidup matinya mereka.
Pada pertengahan tahun 1667 ada
usaha pendekata antara soppeng dan bone, dengan melupakan pelanggaran perjanjian
pada tahun1660 oleh bone. Para bangsawan bersumpah akan menjunjung tinggi
perjanjian attapang serta menerima pimpinan arung palaka. Voc mendapat banyak
dukungan dari aliansisoppeng-bonedan tongke. Dengan jumlah pasukan mencapai
18000 orang. Pihak voc mengirim 21 kapal termauk kapal admiral ”tertholen” dan
jumlah pasukan 1870 orang, terdiri 818 pelaut, 578 pasukan belanda dan 395
orang pribumi.
Jalannyabperang dipengaruhi juga
oleh faktir iklim, suatu factor yang sejak awal diperhitungkan olh pihak VOC.
Sehubungan dengan itu serangan terhadap makasar ditunggu sampai musim hujan
reda. Hal ini dikarenakan pelabuhan-pelabuhan di Makassar kurang aman bagi
kapal-kapal, antara tahun 1666-1669 selama tiga musim hujan tidak banyak perang
yang terjadi.
Di tengah-tengah masa perang yaitu
april-juli 1668 berjangkitlah epidemisehingga kedua pihak tidak banyak
melakukan operasi. Tidak boleh dilupakan bahwa dari tahun 1665-1667 belanda
menghadapi inggris dalam perang inggris kedua. Perang dengan pasukan Makassar
merupakan konflik terbesar kedua bagi VOC dalam menalankan penetrasi di
Nusantara.dari perang Makassar ini diperoleh bantuan yang memungkinkan
kemenangan dengan aliansi arung palaka beserta toangkenya. Berkali-kali VOC
memanfatkan adanya faksionalisme serta konflik dan perpecahan diantara
unsur-unsur pribumi, yaitu dengan membentuk aliansi dengan salah satu pihak,
dengan leluasanya belanda menggunakan politik divide at imperanya. Dalam hal
inni VOC tidak hanya berhasil merebut monopoli perdagangan tetapi juga mendapat
kekuasaan politik sebagai pemegang suzuereinitas di nusntara. Struktur
kelembagaan politik dipertahankan namun pengawasan dan pembatasan hubugan di
bawah control VOC.
Jalanya
Perang (Desember1666-Juni1669)
Angkatan perang voc yang berangkat
pada tanggal 24 november 1666 dari Batavia tiba di pelabuhan Makassar 19
Dsember. Spellman seorang pemimpin perang VOC di Makassar memerintahkan untuk
melakukan pemboman terhadap Makassar untuk mengintimidasi. Meskipun arung
palaka mendesak untuk melakukan serangan, speelman memutuskan untuk menunda
operasi itu, ekspedisi bergerak menuju arah Butung untuk menyerang persediaan
beras, namun di butung terdapat 15000 pasukan Makassar di bawah pimpinan
karraeng bottomarannu, sultan bima, opu cening wulu. Namun penampilan dari
arung palaka rupanya menimbulkan perubahan sikap secara radikal di kalangan
pasukan Makassar. 5000 orang bugis berbalik dan memihak arung palaka, dan
sisanya dilucuti dan VOC memenangkan perang. Berita tentang peristiwa di butung
menggelisahkn psukan Makassar maka persiapan pertahanan terus ditingkatkan.
Selanjutnya VOC-bugis menyerang
benteng galesong, suatu kunci strategis pertahanan Makassar, pertempuran yang
sengit ini akhirnya dapat memukul mundur pasukan Makassar dan pada agustus 1667
galesong dikosongkan dan semua pasukan mundur ke Makassar. Sewaktu pasukan
voc-bugis mengadakan pengepungan terhadp Makassar, timbullah pebedaan pendapat
antara arung palaka dengan speelman. Satu pihak menginginkan untuk menerukan
peperangan dan dipihak lain menginginkan perundingan perdamaian. Suatu
pertempuran besar terjadi di Makassar pada tanggal 26 oktober 1667 dimana
pasukan Makassar mengalami kekalahan sehingga terbukalah jalan ke somboapu
dengan istananya. Akibat kekalahan perang yang berturut-turut karaeng layo,
karaeng bangkala dan kashili kalimat datang mencari perdamaian. Suatu gencatan
senjata selama tiga hari dan akhirnya karaeng lengkese dan karaeng bontosungu
dengan kekuasaan dari sultan hasanudin dating untuk berunding. Perundingan
dimulai tanggal13 november 1667 di desa bongoya dekat Basombong.
Kesudahan
Konfrontasi: Perjanjian Dan Pendudukan (1669)
Antara gencatan senjata 6 November
dan penandatanganan perjanjian diadakan pertemuan-pertumuan antara kedua belah
pihak yang bertikai yakni pihak VOC dengan sultan hasanudin, tercapailah
persetuuan bahwa dari pihak Makassar karaeng karunrung bertindak sebagai
wakilnya sedang dari pihak VOC speelman sendiri yang mewakili, perundingan ini
dilakukan dalam bahasa portugis. Adapun isi dari tuntutan dari speelman
tersebut ialah:
a.
Perjanjian-perjanjian sebelumnya arus
ditaati dan dilaksanakan.
b.
Pengembalian
balik kapal belanda maupun alat senjata
dari kapal leeuwin dan walvisch yang di lucuti oleh Makassar.
c.
Semua kerugian dan kerusakan akibat
perang yang dialami VOC harus diganti oleh Makassar.
d.
Makassar harus melepaskan suzuereinitas
terhadap kerajaan lain seperti bone, turatea.
e.
Bnteng-benteng pertahanan Makassar harus
dikosongkan.
f.
Daerah-daerah yang didduki sejak perang
harus ditinggalkan.
g.
Penyarahan pelaku perang yakni sultan
bima dan karaeng bontomaranru.
Ada sekitar
sepuluh butir yang langsung menjadi kepentingan dari VOC baik dibidang politik,
militer dan ekonomi seperti:
1.
Jaminan hutang kepada VOC
2.
Penyerahan teritoir yang disebut dalam
perang.
3.
Pengawasan bima ialihkan kepada VOC.
4.
Pembatasan kegiatan pelayaran orang
Makassar.
5.
Penutupan Makassar bagi perdagangan
bangsa eropa yang lain kecuali VOC.
6.
Peredaran mata uang VOC di Makassar.
7.
Pembebasan bea cukai bagi VOC.
8.
Menyerahkan sejumlah 1500 orang budak.
9.
Hak tunggal VOC menjual bahan kain dan
pecah belah Cina.
10.
Yurisdiksi daerah pertahanan Ujung
Pandang d tangan VOC.
Butir-butir tersebut di atas
mencerminkan kepentingn monopoli VOC di makassarserta memperkuat kedudukan
politik, milternya di Makassar dan Indonesia timur.
Dengan ditandatanganinya perjanjian
tersebut tidaklah sekaligus pulih keadaan Makassar seperti sediakala. Suasan
massih diliputi ketegangan karena sikap permusuhan dan dendam belum mereda,
bahkan masih banyak terdapat kelompok-kelompok yang tidak menyetujui isi dari
perjanjia tersebut, terutama karaeng Karunrung tidak puas dengan keadaan
politik itu, maka ia mendekati sekutu lama seperti goa. Serta kelompok pedagang
melayu benar-benar fanatic melawan belanda dan terdapat beberapa pertempuran
yang tak dapat dielakkan.
Meskipuun perlawanan dari
kerajaan-kerajaan sudah dapat dipatahkan, namun Arung Palaka masih menghadapii
pemberontakan-pemberontakan. Untuk memperbaiki kerusakan-kerusakan bangunan dan
mendirikan banggunan-bangunan baru banyak dikerahkan tenaga orang Makassar,
suatu tindakan pembalasan perlakuan terhadap orang bone. Dari kerajaan-kerajaaan lain datan secara
berduyun-duyun tenaga kerja. Meskipun arung palaka tidak menyetujui mobilisasi
itu, namun dialah yang dianggap bertangung jawab dan bukan VOC.
Selama perang Makassar, mandar
menjadi tempat pengungsian orang-orang makassar, wajo dan daerah-daerah lain.
Dari mandar mereka masih melanjutkan permusuhan dengan VOC dan orang bugis yang berpihak kepada VOC. Ketidakhdiran
la ma,daremmeng pada waktu tertentu di benteng riterdam merupakn tanda bahwa
VOC menganggapnya tidak bersahabat dan dicurigai bahwa dia memiliki rencana
mengambil kekuasaan sendiri di Bone. Akhirnya dia diturunkan dari tahta
kerajaan Bone dan diganti oleh Arung Palaka. Lewat intrik dan provokasi
lawan-lawannya, antara lain dari karaeng kankurung berusah menjatuhkan Arung
Palaka, baik di mata rakyat maupun VOC, kesemuanya dapat digagalkan. Yang
menimbulkan kecurigaan VOC akhirnya ialah hubungan baik antara arung palaka
dengan sultan amir hamzah mulai berkembang. Kedudukannya sebagai raja di bone
juga membangkitkan kekhawatiran paa VOC, kalau-kalau kekuasaannya menjadi
terlalu besar sehingga membahayakan kedudukan VOC sendiri.
Daftar
pustaka
Kartodirdjo, Sartono. 1999. Pengantar Sejarah Indonesia Baru 1500-1900.
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Poesponegoro, Marwati
Djoened.1993.sejarah nasional Indonesia III.Jakarta.Balai Pustaka
Wikipedia,(2011).Sejarahnusantara1602_1800.from,id.wikipedia.org/wiki/sejarah_Nusantara
(1602-1800)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar